The First Days of Spring

The First Days of Spring (1929) by Salvador Dali
Di kota itu aku merasa asing.
Musim telah berganti tapi orang-orang
tidak peduli karena sibuk dengan
urusan masing-masing.

/1/
Seorang gadis kecil di sebelah timur
yang tiap malam telah kehilangan
malim cahaya, hanya berjalan
bilamana angin memainkannya.

“Dibeli, Tuan, airmatanya?”
“Maaf, gadis kecil, di rumah
pun rasanya belum kemarau.”

/2/
Beberapa depa dari situ
ada dua orang berdasi berseteru.

Mereka bergaduh banyak kata seru
dan tak akan berhenti sampai salah
satu di antara mereka memenangkan
seisi kota; dengking klakson, jalan raya,
taman-taman hijau, dan halaman berita.

/3/
Seseorang hanya menatap aktivitas kota
dari hampir di ujung jalan. Seperti ia
sempat angkat kaki, tapi kemudian tersadar
bahwa jalan-jalan kota sungguh tak memiliki
ujung. Jalur aspal yang menjulur hanya
lajur-lajur yang akan berakhir di pekuburan.

/4/
Di seberang jalan menghidar dari
kalut percakapan, dua sejoli selalu
bercinta di mana ada tabir membekap.

“Di mana kepalamu, sayang?”
“Jangan meledek! Kau tahu kepalaku
sudah pindah ke kemaluan sejak
mengabaikan suamiku tiga tahun lalu.”

/5/
Lebih jauh dari riuh permasalahan kota
ada lelaki tua tidak memikirkan apa-apa
kecuali satu hal: ia percaya, istrinya yang
sudah tak berkabar selama tiga tahun akan
kembali secepat ia pergi.

Lelaki tua itu hendak terus menanti,
bahkan ketika bayangannya sendiri
sudah pergi meninggalkan tubuhnya.

Di kota itu aku merasa asing.
langit senantiasa mendung tanpa meneteskan
sebutir hujan. Waktu tidak lagi diindahkan.
Apakah gerangan yang mengawasi kelimun
itu sejumlah kepala hering?
Previous
Next Post »
0 Komentar