/1/
cinta adalah hujan
dikala malam saat tertidur.
jatuh menghempas tanah,
sebagian tersangkut pada ranting pohon.
ada satu yang membasuh daunmu
cinta adalah hujan
dikala malam saat tertidur.
jatuh menghempas tanah,
sebagian tersangkut pada ranting pohon.
ada satu yang membasuh daunmu
/2/
menjelma koloni kunang-kunang
berpendar terang pada kegelapan,
menuntun langkah,
dua pasang kaki menuju cahaya
menjelma koloni kunang-kunang
berpendar terang pada kegelapan,
menuntun langkah,
dua pasang kaki menuju cahaya
/3/
tatapan mata yang tajam
menikam tepat di sanubari.
membuatku melafal banyak semoga.
tatapan mata yang tajam
menikam tepat di sanubari.
membuatku melafal banyak semoga.
/4/
adalah takdir yang tak terkendali
menenggelamkan ke relung jeladri
dengan harapan kau mengikuti.
jeladri asih.
adalah takdir yang tak terkendali
menenggelamkan ke relung jeladri
dengan harapan kau mengikuti.
jeladri asih.
/5/
mimpi dan pikiran menjadi temaram
terbayang cahaya itu tiap malam.
lampu kamar pun paham,
lalu, mengapa kau masih saja diam?
mimpi dan pikiran menjadi temaram
terbayang cahaya itu tiap malam.
lampu kamar pun paham,
lalu, mengapa kau masih saja diam?
/6/
doa-doa mengepul di langit-langit kamar
tak henti mengukir namamu.
aku yang menakhlikkan!
doa-doa mengepul di langit-langit kamar
tak henti mengukir namamu.
aku yang menakhlikkan!
/7/
ting – tong – ting – tong
lonceng sekolah dibunyikan
meninggalkan perasaan dan harapan.
suatu hari yang entah,
doa memberi jawaban.
mengirim utusan,
lewat waktu.
kemudian, kita bersemuka
lebih dekat dari ini.
Jemmy
Rumah Tua, 31 Januari 2015
───────────────────────────────────────────────────────────
puisi ini pernah diikutsertakan pada sayembara yang diadakan oleh Kupas Buku Club dan terpilih menjadi salah satu dari sepuluh puisi pilihan Dewan Juri. bisa ditemukan pula di website Kupasbuku
ting – tong – ting – tong
lonceng sekolah dibunyikan
meninggalkan perasaan dan harapan.
suatu hari yang entah,
doa memberi jawaban.
mengirim utusan,
lewat waktu.
kemudian, kita bersemuka
lebih dekat dari ini.
Jemmy
Rumah Tua, 31 Januari 2015
───────────────────────────────────────────────────────────
puisi ini pernah diikutsertakan pada sayembara yang diadakan oleh Kupas Buku Club dan terpilih menjadi salah satu dari sepuluh puisi pilihan Dewan Juri. bisa ditemukan pula di website Kupasbuku
10 Komentar
How could you?!
BalasHey, kenapa kamu keren? tulisannya ihh. Gue sampe nggak tahu mau ngomong apa. Terlebih di bagian 'membuatku melafal banyak semoga' Awesome! Salam kenal juga deh haha
Kosakatamu banyak.. puisinya bagus banget.. Tapi aku dari dulu kurang pintar dalam mengartikan puisi. :')
BalasCukup bagus cuman aga belibet bahasanya.
Balaswww.diankusumawatit7.blogspot.com
Nah, bener tuh, dev. Gue juga suka sama kalimat itu. Sekilas emang galau sih, tapi.... ya kayaknya "ngeh" gitu kalimatnya. Gue pas lagi galau akut aja nggak sempet kepikiran dapet kalimat kayak gitu.
Balasdi /7/ cuma ada beberapa kata perbaitnya, emang bisa begitu ya? maaf nanya mulu
BalasIni adalah puisi baru (modern), lebih bebas. Berbeda dengan puisi lama yang terkait dengan aturan.
BalasTerima kasih mas & mbaknya
BalasTak apa kau tidak bisa mengartikan, setidaknya kau sudah membacanya. Terima kasih
BalasMungkin lain waktu saya berusaha lebih baik lagi. Terima kasih
BalasIya, mz. Utarakan saja apa yang ingin disampaikan tanpa harus terkekang aturan.
Balas