Pergantian tahun baru 2015 tinggal menghitung detik. lebih
tepatnya 18.120 detik lagi.
365 halaman buku kehidupan telah tertulis, buku kehidupan
yang telah kita tulis berbeda dengan buku fiksi/nonfiksi yang bisa diedit sesuai yang penulisnya mau. buku kehidupan pada tahun-tahun sebelumnya tidak bisa diedit, tidak bisa
dirubah barang satu huruf saja. namun yang bisa kita lakukan adalah membuat
buku selanjutnya jadi lebih baik.
Perbaikan dan harapan yang bisa membawa kita menjadi lebih
baik. Hal inilah yang biasa disebut resolusi.
Setiap orang punya pandangan berbeda menatap resolusi. ada
yang memandangnya serius, ada juga yang memandangnya nidji #bodoamatjem
ada yang ngerasa perlu, ada yang ngerasa ngga perlu. Kalo
gue sendiri ngerasa perlu. 2 tahun belakangan ini gue menuliskan resolusi gue
di binder (walau sebagian besar resolusi itu gagal tercapai).
Kegagalan itu membuat gue menginstropeksi kesalahan apa yang
membuat resolusi gagal tercapai. Dengan mudah gue langsung tau jawabannya.
Pertama, karena resolusi yang gue tulis cuma sekedar ditulis, ngga ada
keseriusan dalam menggapainya. Kedua, gue menulis resolusi itu dalam keadaan
mabok miras oplosan yang akhirnya membuat gue tidak realistis dalam berpikir.
Alhamdulillah tahun
ini gue udah ngga mabok miras oplosan jadi gue bisa berpikir secara rasional.
Tahun ini gue lebih realistis, engga lagi-lagi deh beresolusi bisa ngupil
sambil kayang atau berharap mendengar limbad nyanyi. Sulit bro.
Tahun ini pula gue memilih untuk menulis resolusi di blog
agar dilihat banyak orang dan temen-temen gue. hal ini dilakukan bukan
semata-mata cuma nambahin postingan aja. Iya, itu juga alasannya sih. Tapi yang
utama, gue pengen memberikkan tekanan sosial pada diri gue.
jika mempublish resolusi kita lalu tulisan kita dibaca
banyak orang, maka kita akan lebih berusaha menggapai tujuan kita, karena kita
akan merasa malu atau gengsi kalau tujuan ga tercapai di akhir tahun.
seorang filsuf abad 220 Sebelum Masehi yang bernama Mamat Tompel pernah berkata
“seseorang yang bekerja di bawah tekanan, akan berlari lebih cepat dari
biasanya”
resolusi yang akan gue tulis ini terbilang baru, belum pernah gue tulis di tahun-tahun sebelumnya.
so, here are my resolution for 2015
so, here are my resolution for 2015
1. memulai aksi untuk
menulis novel
gue udah pernah bikin cerpen atau puisi, sedangkan novel belum pernah sama sekali tersentuh, padahal pikiran untuk membuat novel udah ada, cuma aksi aja yang belum ada. Mulai tahun depan gue harus mulai memikirkan tema dan sudah
harus mulai menulis paragraf pertama.
2. pengen karya gue terpampang di media
Gue pengen ngeliat cerpen atau puisi gue di koran atau majalah.
Sebenarnya tahun 2014 setidaknya gue udah mengirimkan sedikit cerpen gue ke
majalah yang menerima cerpen-cerpen remaja. Tapi ga ada balesan, yang secara
tidak langsung artinya cerpen gue ditolak! Yak, sakitnya tuh disini…di perut
*ternyata gue laper*
3. mengikuti marathon dan juara
Tahun ini gue menetapkan bahwa minimal dalam satu tahun gue mengikuti
1 event lari marathon. 2 marathon gue ikuti di 2014. Untuk prestasi awal gue
dalam hal ini cukup baik. Marathon pertama gue berhasil masuk 50 besar dari
peserta sekitar 500an orang dan marathon kedua gue berhasil masuk 10 besar dari
sekitar 100an orang.
Kedua marathon yang gue ikuti itu bertajuk charity, cuma kaya
fun-fun aja, jadi belom bisa dibilang prestasi juga sih. Makanya 2015 gue
pengen ikut event yang lebih kompetitif. Oh iya, ini marathonnya cuma 5 km,
belom kuat gue kalo lebih.
Untuk mencapai target ini gue bakal sering latihan. Latihan
tentunya dalam bentuk jogging. Tapi kalo gue lagi bosen jogging, mungkin gue
lebih memilih ngejambret di pasar. Lebih greget larinya.
4. makin rajin nulis
di blog dan pembaca semakin banyak
Pembaca gue sekarang ini sekitar 10 ribu. nah di akhir tahun
depan gue menargetkan angka 30 ribu. Caranya yang pasti dengan harus lebih rajin
posting dan menciptakan tulisan yang menarik.
Sebenarnya masih banyak lagi, tapi kayanya kebanyakan kalo harus dijabarin semua disini. Setidaknya 4 resolusi itu yang prioritasnya lebih tinggi dibanding resolusi yang lain.
Sekali lagi, ada yang merasa perlu dengan resolusi ada pula yang tidak. Kalo lo ngerasa perlu,
sebaiknya resolusi itu dituliskan, jangan hanya disimpen di otak. Percayalah,
Jika cuma disimpen di otak, sebulan setelah tahun baru juga udah ga inget lagi
tuh resolusinya. Jadi sebaiknya resolusi itu dituliskan trus ditaruh di tempat
yang sering dilihat. Tulis di jidat lo kalo perlu sekalian.
Jadi, lo itu tipe orang yang punya resolusi atau yang engga? kalau punya, apa aja resolusinya?
“Resolusi akan lebih berkelanjutan bila kita berbagi, baik dalam hal dengan siapa anda berbagi manfaat dari resolusi anda, dan dengan siapa anda berbagi jalan untuk menjaga resolusi anda. Rekan-dukungan yang membuat perbedaan dalam tingkat keberhasilan resolusi tahun baru” –Frank Ra
0 Komentar