Perjalanan hari kedua di Singapura gue diawali jam 6 pagi
ketika gue terbangun gara-gara wake-up
call yang sebenarnya gue nggak
minta. Ia akan terus berdering sampai telponnya ada yang ngangkat. Abis mengangkatnya gue kembali tidur, lalu bangun lagi, kemudian berangkat sarapan.
Selepas sarapan, Semua rombongan diminta berkumpul di lobby
hotel jam 9 pagi dan bersiap melanjutkan tour ke Madame Tussaud Wax Museum yang
berada di Pulau Sentosa.
Museum Madame Tussaud itu berisi patung lilin dari
tokoh-tokoh ternama dunia. Mulai dari pemimpin negara, atlet, sampai artis
Hollywood.
Sebelum masuk ke Museum Madame Tussaud-nya, kita akan
disuguhkan semacam tour tentang perjalanan Singapore dari pertama ditemukan dan
bagaimana pulau itu bisa berkembang maju hingga sekarang. Tour kecil ini
diringkas dengan menarik. Nantinya akan nada para tour guide yang berbeda-beda
tiap ruangannya yang menjelaskan tentang Singapore itu.
Para tournya pun dikemas dengan sedemikian rupa, tidak
sekadar menjelaskan materi membosankan kayak ceramah sholat jumat. Misalkan
saat pertama kali memasuki tour kita tiba di kantor salah seorang pelaut, anak
buah dari kapten siapa gitu gue lupa. Seolah memainkan sebuah peran, pelaut itu
menyampaikan bagaimana ia dan kaptennya menemukan negari Singapur lengkap
dengan pakaian pelaut dan intonasi layaknya pelaut.
Setelah itu tour guidenya akan berganti sesuai latar yang
akan diceritakan. Ada pula ruang yang tidak menggunakan orang asli sebagai
pembicara namun sebagai gantinya, teknologi canggih siap menjelaskan sesuatu
pada kita.
Sekitar 45 menit tour
itu berakhir. Barulah kita akan mencapai patung-patung lilin yang mirip banget
kayak tokoh aslinya.
Sedikit cerita kebetulan gue emang fans Taylor Swift dari
SMA. Pertama kali gue suka Taylor waktu itu gara-gara seorang perempuan, yang
kita sebut saja mawar, mengirimkan lagu Taylor via BBM dan nyuruh gue dengerin
itu. Gue pun mendengarkan lagu itu dengan saksama. Dengan mendengar lagu itu
badan gue langsung gemetar, air mata bercucuran, bibir pecah-pecah, dan kaki
kapalan.
maksud gue, ya lagu itu emang menyentuh banget dan gue suka. Gue masih inget banget lagu yang dikirim mawar itu judulnya Enchanted dan sampai sekarang masih menjadi lagu Taylor Swift favorit gue.
maksud gue, ya lagu itu emang menyentuh banget dan gue suka. Gue masih inget banget lagu yang dikirim mawar itu judulnya Enchanted dan sampai sekarang masih menjadi lagu Taylor Swift favorit gue.
Bukan hanya Enchanted, beberapa lagu lain juga catchy banget, semisal Back to December, You Belong With Me, Sparks Fly, Speak Now, Ours, Love Story, Begin Again, dan masih banyak lainnya. Udah berjuta-juta kali gue putar, lagu-lagu tersebut enggak pernah bosen buat didengerin.
Kembali ke perjalanan menjelang konser. Sehabis mandi dan
tampang sudah sebelas-duabelas sama Aliando, gue berkumpul lagi dengan
kawan-kawan lainnya di Lobby dan langsung berangkat ke Singapore Indoor
Stadium, yang mana merupakan tempat konser akan berlangsung.
Letak stadium tidak jauh dari lokasi hotel. Sekitar pukul 4
lewat kami sudah sampai di stadium, masih ada banyak waktu menuju konser yang
akan dimulai pukul 8 malam. Jadi, semua pemenang Cornetto diberikan aktivitas
bebas. Di stadium itu sendiri hampir tersedia apa aja, seperti Mal, foodcourt, library
dan lain-lain. Gue dan Ace memilih memanfaatkan waktu luang itu untuk mengisi
perut.
Pukul 6 sore, matahari sudah tak tampak. Awan mendung
menggumpal di langit, kemudian menjatuhkan rintik-rintik air yang semakin lama
semakin deras. Hujan datang.
Kami semua dibagikan tiket masuk, lalu diantar menuju pintu
sesuai pintu yang tertera di tiket kami.
Lima belas menit mengantri, gue pun berada di dalam. Namun
Show belum dimulai, masih harus menunggu sekitar 2 jam lagi.
Ketika intro lagu Welcome To New York menggema, seluruh
penonton mulai teriak-teriak. Tak lama sosok yang telah ditunggu-tunggu pun
muncul dengan anggunnya, dan membuat para penonton histeris.
Lebih kurang show berlangsung selama 2 jam. Terakhir ia
menyanyikan lagu andalan Shake It Off, lalu berakhirlah konser pada hari itu.
0 Komentar