Negeri di Atas Awan



Menurut ilmu psikologi, kebahagian travelling sudah bisa didapat saat kita merencanakannya. Meski begitu, gue sebenarnya lebih suka kalo traveling itu engga direncanain dari jauh-jauh hari. Mengapa? karena biasanya, nanti rencana tersebut hanya berakhir menjadi ketidakjadian. Udah dapet kebahagiaan pas ngerencanain segalanya, kemudian tiba-tiba rencana itu batal, kan jadi sakitnya tuh di sini…

Banyak faktor yang mendukung rencana travelling terealisasi. Diantaranya teman, uang, dan waktu. Kadang temen ada, uang dan waktu ga ada. Waktu udah ada, temen dan uangnya ga ada. Waktu dan uangnya udah ada, temennya yang engga ada. Ada aja yang kurang.

Awalnya gue ga menuliskan rencana travelling kemana pun dalam resolusi tahun 2015. Hingga semua itu berubah sejak kak susan dan kak adam dalam blognya pergidulu mengadakan kuis yang bertemakan “what’s your travel plan in 2015?”

Gue pun terpaksa harus memikirkan rencana travelling untuk bisa dituliskan. Sampai, gue teringat pada sebuah ide seorang teman tahun lalu. Dia bilang bahwa ada sebuah desa di Jawa Timur yang berada di atas awan, yang tahun lalu kami ingin kunjungi. Akan tetapi, rencana itu batal dilakukan karena satu dan lain hal.

Nah, gue pengen memasukkan tempat itu kembali pada rencana travelling di 2015. Sebenarnya kalo disuruh milih, ya gue lebih milih ke luar negeri, semisal menonton sepakbola di Liverpool atau berkeliling di sepanjang kanal Vanezia atau mungkin sekadar main karambol di bawah Menara Eiffel. 
Tapi buat seorang mahasiswa semester 1 yang masih merengek uang jajan sama orang tua, Jawa Timur menjadi destinasi yang lebih realistis.

Mungkin di Indonesia sendiri, desa ini tidak se-terkenal Pantai Kuta di Bali, Pulau Komodo di Nusa Tenggara atau Taman Laut Bunaken. Meskipun tempat ini tidak atau mungkin lebih tepatnya belum terkenal, bukan berarti desa di atas awan tidak menarik dikunjungi.  

Sebenarnya desa ini masih merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro sekitar 40 km dari Kota Lumajang. Desa ini lebih dikenal dengan B-29 Lumajang. Kalau lo pikir desa ini disebut B-29 karena memproduksi pesawat atau nuklir, jawabannya salah. Desa ini disebut B-29 karena letaknya yang berada 2.900 meter diatas permukaan air laut.

Penduduk sekitar sering menyebut desa ini sebagai Negeri di Atas Awan. Menurut info, akses jalannyanya agak susah karena harus melalui jalan terjal yang licin dan berliku sehingga masih jarang wisata umum yang mau mengunjungi tempat ini.

Perjalanan travelling ini mungkin bakal terjadi di pertengahan tahun saat liburan semester ganjil yang terbilang panjang. Dan tentunya akan tercapai kalo 3 faktor (uang, waktu, dan teman) ada di waktu yang bersamaan.

Alangkah lebih lengkap lagi jika perjalan nanti bisa mengabadikan momen dengan kamera Canon Powershot SX400 IS yang menjadi hadiah dari kuis ini. Dan katanya, kamera ini zoomnya bisa sampai 30x. wow! Mungkin, bidadari lagi mandi di awan bisa keliatan tuh :p

sumber foto

sumber foto




Sampai bertemu lagi, Kapten!

Sampai bertemu lagi, Kapten!


1 Januari 2015. Pergantian tahun baru dirayakan di seluruh dunia dengan suka cita. Semua kalangan masyarakat, mulai dari para pejabat hingga gepeng di pinggir jalan, terjaga hingga larut hanya untuk menyaksikan kembang api yang menggelegar di langit-langit. semua gembira.

Semua orang bisa menikmatinya dengan caranya sendiri. Semisal minum teh di teras rumah, mendengarkan musik, atau hanya tidur di sepanjang hari. Namun, untuk pemain sepak bola professional di liga inggris harus menghabiskan perayaan tahun baru dengan bola. Tidak seperti Serie A, La Liga, dan liga-liga besar di belahan eropa yang memilih untuk meliburkan jadwal pertandingan ketika tahun baru.

Saya, atau mungkin kami, sebagai pendukung Liverpool tak bisa berlama-lama menikmati euphoria tahun baru. Malah kami harus menerima kesedihan yang tak pernah terbayang sebelumnya.

Malam itu Liverpool berhasil ditahan imbang oleh tim juru kunci liga, padahal awalnya berhasil unggul 2 gol lebih dulu dari sepakan sang kapten dari titik pinalti. Bukan, bukan hal itu yang membuat para fans sedih (sejujurnya kami sudah terbiasa dengan hasil buruk),  tapi kejadian berjam-jam setelah pertandingan itu.

Saya baru saja terbangun dari tidur. Melakukan ritual meminum segelas air putih lalu melihat apa yang terjadi di dunia lewat aplikasi bernama twitter. Ternyata pagi itu linimasa saya sudah ramai, akun-akun bola dan fanbase si merah membahas satu topik sama dengan kalimat yang berbeda-beda.
‘akhir musim Gerrard akan meninggalkan Liverpool’
Saya hanya bisa menggeram dalam hati. “lelucon macam apa ini?! ah mungkin saya masih bermimpi”

──


Pemain yang di cap sebagai pemain loyal menggegerkan dunia pesepakbolaan dunia. Stevie memilih hengkang dari klub yang sudah dibelanya sejak umur 8 tahun. Ia pun harus melepaskan label one-man-club, dimana pada era modern ini memang sulit dijumpai.

Icon, bintang, legenda hidup, kapten fantastic, bagaimanapun menyebutnya, pria itu bernama Steven George Gerrard.  Stevie pernah dipuja setinggi langit, tetapi belakangan ini banyak kopites sering mengkritisinya karena performanya yang buruk. Meski ada pula kubu berpandangan subjektif yang memuja Gerrard dan menginginkannya bermain di setiap pertandingan (saya dikubu yang subjektif).

Gerrard adalah Liverpool, Liverpool adalah Gerrard. Tidak bisa dipungkiri Gerrard adalah pemain paling dicintai oleh para kopites. Setajam apapun kritikan yang dilontarkan padanya adalah bentuk kecintaan yang begitu dalamnya pada sang kapten. Dan percayalah, sampai kontrak Gerrard yang akan habis di pertengah 2015 nanti. Tidak ada seorang pun yang akan mengkritisinya.

──

Suatu sore yang cerah di Liverpool, lebih tepatnya di Melwood, pemain-pemain dari Liverpool FC baru saja menyelesaikan latihan rutinnya. Semua pemain bergegas mandi. Namun, ada satu pemain yang masih duduk di gimnasium sendirian. Si pemain bernomor delapan.
Tidak lama berselang, seorang pria dengan raut wajah yang serius mendekati si pemain bernomor delapan
           
 “jadi gini capt, gue rasa performa lo dalam bermain udah menurun.”  pria tua itu berkata tanpa basa-basi. Si pemain bernomor delapan menyimak dengan takzim. Lalu si pria tua kembali melanjutkan perkataannya.
            
“gue rasa klub akan membatasi intensitas waktu bermain lo.”
Terjadi keheningan beberapa saat. Air muka si pemain bernomor 8 tetap tegas, tidak terkejut dengan perkataan si pria tua.
           
 “oke coach, lakukan apa yang terbaik menurut klub, gue bakal tetap berusaha memberikan yang terbaik meski harus bermain dari bangku cadangan.” ucap pemain bernomor 8.

ketika menyetir di perjalanan pulang, ucapan si pria tua terngiang-ngiang di pikiran pemain nomor delapan. ia sebenarnya tahu ini untuk kebaikan bersama, akan tetapi untuk pemain yang sudah bertahun-tahun menjadi pemain inti, hal ini sulit diterima. Timbullah perasaan yang hanya terpikir setelah malam pertandingan di Istanbul.

Ini waktu yang tepat.


──

Gerrard dan Liverpool ibarat sepasang suami istri yang sudah ditakdirkan bersama namun tidak pernah dikaruniai seorang pun anak.  Anak tersebut adalah trofi Primer League. 17 tahun bersama tanpa mendapatkan seorang ‘anak’ bukan hal yang mudah diterima oleh hati dan akal sehat. Walakin, bukan karena itu gerrard memutuskan untuk pergi. mencari pengalaman baru yang berbeda yang mendasari keputusannya meninggalkan sang kekasih.

Disaat menjelang kepergiannya, ia masih sempat-sempatnya memikirkan sang kekasih. Gerrard memastikan tak akan bergabung dengan tim rival atau tim manapun yang berkompetisi bersama Liverpool. Sesuatu yang tak akan pernah dilakukan oleh Robin Van Persie, Cecs Fabregas dan bahkan haram hukumnya bagi Zlatan Ibrahimovic.

Musim 2013/2014 Gerrard dan Liverpool hampir saja mendapatkan gelar yang selama ini diidamkan. Ya, hampir. tapi kata Ariana Grande, almost is never enough.

Setiap musimnya, trofi Primer League mendapat prioritas tertinggi pada resolusi klub Liverpool (termasuk pemain, stuff pelatih, para fans, dan tukang kebun Anfield). Namun dari setiap pemain Gerrard lah yang mempunyai ambisi terbesar mendapat gelar ini. sayangnya dia sendiri yang melepaskannya tahun lalu, lewat kepleset spektakulernya (meski sebenarnya bukan hal itu yang sepenuhnya menggagalkan juara).

──

pada masa keemasannya, Gerrard adalah gelandang yang tak kenal lelah. Ia juga siap menekel lawan yang dianggap mengambil bola miliknya. Sering, ia mengirimkan umpan jauh kedepan dan jika menurut dia jaraknya pa,s ia akan menendangnya langsung tanpa harus memikirkan rasionalitas sudut tembak .

Dan para penonton hanya bisa tercengang sembari berkata “kampret! Kok bisa?”

Ya, itulah Gerrard pada masa keemasan. Pada usia yang sudah tidak lagi muda, Gerrard tidak lagi bermain seenergik dulu. Bahkan statistik selama setengah musim ini berbicara bahwa Liverpool lebih sering menang jika Gerrard tidak menjadi starter.

Andai ia akan terus bermain di Anfield mungkin dirinya nanti akan jadi penghangat bangku cadangan seperti Totti atau Giggs.

Totti dan Giggs mempunyai kesamaan jiwa dengan Sutan Sjahir. Lebih memilih cara-cara yang moderat dan mengedepankan diplomasi dalam berurusan dengan lawan. Meski sering dicadangkan di usia senjanya, mereka tetap memilih bertahan di klub yang telah membesarkan namanya. Di bangku cadangan pun ia bisa membantu timnya dengan diplomasi dengan pelatih serta memimpin dan membimbing rekan-rekannya.

Gerrard pun bisa saja seperti itu. tapi, jiwanya bukan Sutan Sjahir. Jiwanya adalah Tan Malaka. Memilih cara revolusi sosial melalui perlawanan angkat senjata. Ia tahu betul, selama ia menjadi pemain professional ia akan berperang di lapangan, tidak dengan berdiplomasi di bangku cadangan. dan selama hatinya masih ingin bermain bola, ia akan terus bermain. – walau harus meninggalkan sang kekasih, Liverpool.

──

Untuk stevie
Dimana pun anda berlabuh, saya akan selalu mendukung penuh dan saya akan tetap menjadi fans berat anda.
Saya tidak akan mengucapkan selamat tinggal. karena semua yakin anda akan kembali ke club ini dengan rasa rindu yang tak terelakkan. Duduk bersama para petinggi klub lalu menandatangani kontrak sebagai kepala manager. Dan akhirnya anda akan melahirkan anak yang telah lama anda impikan, ‘trofi Primer League’

Sampai bertemu lagi, kapten!






sumber
foto : liverpoolfc.com
video : youtube.com