Source: |
seorang wanita tercenung
duduk di
atas sunyi
dan kulitnya,
menjelma cat
dinding kamar
yang mulai
terkikis
matanya
adalah embun
menyayang
daun tak pandang hijau
membasuh
tubuh rumput liar,
dan ilalang
panjang,
dan bunga,
dan gulma
musim dingin
di depan rumah
maka, ia
menjahit selamat malam
lalu
diberikan kepada anak-anaknya
ia lebih
kuat
dari kepakan
sayap burung di musim badai
kadang, ia
terus mengoceh hingga mulutnya sobek
semua semata
guna mengangkat kabut
yang mengepul
di kepala
begitu pekat
dan cemas
aku mengutuk
setiap awan
hitam di raut wajahnya
yang bersiap
menurunkan itu menjadi rinai
yang
disembunyikan dengan baik
di balik
topeng senyuman tulus
sungguh, aku
mengutuknya
(meski,
mungkin aku sendiri yang mencipta hujan halau mentua)
jangan sekali-sekali
pejamkan mata untuk waktu lama
sebelum
beberapa semoga bisa kau terima
sebelum
getah sinar bulan
kubawakan tepat
ke pangkuan
walau ku
tahu
itu tak
membalas apa pun
bahkan tidak
hanya untuk
sepatah kata yang terucap
di sepertiga malam
1 Komentar
pusinya bagus,pilihan katanya juga keren :)
Balas