We Called It Love

Siang itu matahari masih malu-malu untuk mengeluarkan sinarnya, meskipun sudah jam 12 siang tapi sama sekali tidak terasa panas karena memang akhir-akhir ini cuaca di daerahku selalu diguyur air hujan. Aku bersiap-siap akan ke rumah Harry karena Aku, Harry, Bintang dan Daniel akan mengerjakan tugas kuliah kami. Kami semua kuliah di universitas yang sama.

“Bro minggu depan nonton theater yook” ucap Harry membuka pembicaraan.

“Ayok udah lama nih gue ga ketemu Dhike” ucap Bintang.

“Gue juga ikut, yaudah kirimin sekarang Har emailnya” ucap Daniel.

“Iya selow, elu gimana jem ikut ga ?” Tanya Harry padaku

“Emang theater apaan ?” Tanya ku bingungan

“Theater JKT48 norak, ga punya tv sih lu” jawab Bintang.

“Oh girlband yang banyak membernya itu” kataku

“Bukan girlband tapi idolgroup!” dengan sewot Harry menjawab

“Eh maap, namanya juga gatau hehe. Engga ikut deh gue har”

“Ah gaseru lu, yaudah gue kirimin 3 email ya jadinya”

                Memangnya apa serunya menonton pertunjukkan musik yang membernya kaya mau tawuran gitu. Mau nonton saja harus mengirim email dulu baru nanti kita akan mendapat verifikasi tiket yang harus diperlihatkan saat menukarnya dengan tiket yang asli dan si calon menonton itu akan mendapat balasan verifikasi pada H-1 Theater. Kurasa itu cara yang ribet. Mending nonton topeng monyet dah, ga ada verifikasi, nontonnya paling depan, dan bisa foto juga bareng monyetnya.
                Jam sudah menunjukkan pukul jam 8 malam. Daniel, Bintang, dan Harry sudah mempunyai rencana ingin bermain ke rumah pacarnya mereka masing-masing. Sebenarnya sih aku juga sudah punya pacar, tetapi pacarku masih di masa depan hufttt. Aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah saja.
*
                Kantin di kampus ku pagi ini masih terlihat sepi, para penjaga warung masih mempersiapkan dagangannya, mungkin karena aku datang ke kampus terlalu pagi. Untuk menunggu jam masuk, aku mengeluarkan laptop kesayanganku yang berwarna merah, ya sebenarnya sih laptop itu sudah tidak tampak warna merah lagi sekarang.

“Jem…” seseorang memanggil namaku dan menepuk pundakku dari belakang

“oh elu tang, kenapa ?” ucapku

“gini nih, si Daniel kan kemaren abis diputusin pacarnya. Dia sampe sekarang nangis-nangis.  sedangkan kita udah dapet verifikasi email buat nonton theater, ya jadi….”

“dasar gila tuh cowo haha. jadi kenapa tang? lo minta gue buat gantiin Daniel gitu buat nonton theater? Engga mau ah!” ucapku langsung memotong ucapan Bintang

“Please lu ikut dong, ga asik lo” ucap Bintang

“biarin ah, abisnya gue sama sekali ga tertarik ama tuh girlband eh idol group maksudnya” ucapku

“gini deh, kalo besok lo ikut nonton, gue sama Harry bakal bantuin ngerjain tugas lo ntar sore” ucap bintang

“hmmm….gimana ya gue emang lagi butuh bantuan sih buat ngerjain tugas gue ini yang seabrek-abrek, yaudah deh gue ikut, tapi ini karna lo yang maksa ya” kataku

“hahaha gitu dong” kata Bintang

                Dengan terpaksa aku mengiyakan ajakan Bintang, karna jika aku ikut nonton ada untungnya juga bisa dibantuin mengerjakan tugas. Jam sudah menunjukkan pukul 7, aku dan Bintang pun segera masuk kelas.
*
                Kriiiinggg…..kringggg….kriiinngg. jam alarm ku berbunyi saat jarum jamnya menunjukkan ke angka 7 yang telah aku setel kemarin malam. Aku takut bangun kesiangan karena aku sudah janji dengan Bintang dan Harry akan pergi ke FX Sudirman dimana theater JKT48 berada. Meskipun aku sangat malas ikut kesana tapi aku tidak ingin mengecewakan temanku karena mereka juga telah membantu mengerjakan tugasku, lagian tidak ada salahnya juga jika aku ikut nonton berhubung hari ini hari libur
                Show theater akan dimulai jam 12 siang. Jam 9 aku, Bintang dan Harry sudah bersiap untuk berangkat.  Kami kesana menaiki mobil mewah dan nyaman merk Mazda RX-8 beli sendiri milik Harry. Kurang lebih 2 jam kami menghabiskan waktu di jalan dari rumahnya Hari menuju FX. Akhirnya kami sampai juga disana. Kami bertiga langsung membayar  serta menukarkan verifikasi email untuk ditukar dengan tiket theater yang asli.
                Kami bertiga pun mengantri antrian bingo. Kami mendapat tiket berwarna hijau bernomor 2. Tidak menunggu lama bingo kami pun dipanggil dan kami langsung masuk ke dalam theater. Kami duduk di barisan ke 5 dari depan. Lampu theater pun dimatikan dan para member JKT48 langsung bernyanyi dan ngedance. Aku bingung membernya sangat banyak, aku lihat 1 per 1 wajah para member dan mataku tertuju pada gadis berponi yang berada di paling ujung kanan. Seketika aku terbengong. Untung saja ia tidak mempunyai sayap, kalau saja ia mempunyai sayap mungkin aku sudah mengira bahwa dia adalah bidadari yang jatuh dari surga dihadapanku eaaa.
Aku pun bertanya pada Harry yang duduk di sebelahku. Kata Harry namanya adalah Stella Cornelia. Sunggu nama yang cantik untuk seorang bidadari. Sepanjang theater berlangsung aku hanya menaruh pandanganku ke wanita yang bernama Stella itu. Dalam hati kau berharap dan berdoa agar bisa kenal dengan stella walaupun hampur mustahil untuk mengenalnya.
Theater pun usai, semua penonton bersiap melakukan hi-touch. Sejujurnya aku tidak mengerti hi-touch itu apa, aku hanya membuntuti harry dari belakang. Pintu keluarpun dibuka, ternyata para member sudah menunggu para fansnya dibalik pintu itu. Yak untuk kedua kalinya aku terkesima melihat wanita bernama Stella itu, dia berada di tengah-tengah barisan para member. Sekarang giliranku aku pun masuk ke pintu tersebut dan melakukan hi-touch dengan para member. Dari pertama melakukan Hi-touch aku terus saja hanya menatap Stella. Dengan bibirnya yang tipis seperti sandal hotel dia tidak henti-hentinya tersenyum kepada setiap fansnya. Aku hanya mengangkat tangan kananku saat melakukan hi-touch dengan para member, karena memang aku tidak terlalu peduli dengan mereka. Aku sudah terlalu dihipnotip oleh Stella.
Tiba saatnya aku melakukan hi-touch dengan Stella
“makasih ya udah nonton theater, kapan-kapan dateng lagi”
 Kurasa jantungku berhenti untuk sesaat. Darahku pun sepertinya berhenti mengalir karena memang aku tidak bisa berkata apa-apa tapi aku berusaha untuk membalas ucapan Stella. Namun, disaat aku ingin membalas ucapan Stella datang satpam berbadan gempal, rambut cepak mendorong ku dari belakang dengan maksud agar mempercepat langkahku.  Kejadian itu terjadi hanya lebih kurang 4 detik. tentunya aku sangat kecewa, tapi gapapalah mungkin lain kali bisa lebih lama lagi.
Akhirnya aku, Bintang, Harry keluar dari theater
“gimana Jem keren ga theaternya ?” Tanya Bintang
“lumayan” (dalem hati: anjirr keren bangeeetttt)
“tadi lo nanya-nanya tentang Stella kan, lo suka ya ?” Tanya Harry
“sedikit sih” jawabku singkat
“yaudah pulang yok, udah ngantuk nih gue” kata Bintang
                Kami bertigapun bergegas pulang kerumah. Sepanjang jalan aku terus saja memikirkan kata-kata Stella yang dia ucapkan padaku tadi. Entah mengapa dengan mengingat wajahnya dan mendengarkan suaranya bisa membuat kedamaian di hatiku. Aku terus berdoa kepada Tuhan agar suatu saat nanti bisa kenal lebih dekat dengannya
                                                                               *
Pagi harinya aku bangun terlalu siang karena kemarin pulang larut malam setelah nonton theater. Jam menunjukkan pukul 11, hari ini hari Minggu, seharusnya aku bisa istirahat lagi tapi hari ini aku harus ke kampus ku untuk memberikan tugasku yang tempo hari belum dikumpulkan. Aku sangat malas sekali, cahaya matahari sangat terik belum lagi macet yang akan ku hadapi nanti. Setelah bersiap-siap aku segera berangkat ke kampusku.
                Kurang lebih 2 jam aku tiba di kampusku. Aku tidak ingin berlama-lama disini, setelah aku mengumpulkan tugas ini aku ingin segera pulang ke rumah untuk melanjutkan tidurku yang tertunda tadi.
“Yeaah akhirnya tugas kekumpul juga, sekarang gue pengen balik dan langsung tidur hahaha”
                Aku langsung mengambil sepeda motorku dan berjalan menuju pulang. Belum jauh aku berjalan dari kampusku aku melihat seorang ibu-ibu terserempet oleh motor ninja berwarna hijau yang berlaju cepat. Motor ninja hijau itu langsung kabur tanpa bertanggung jawab. Kurasa kaki ibu itu terkilir, dia hanya duduk dan membereskan barang bawaannya yang jatuh. Aku bingung apakah aku harus membantunya atau pergi saja. Kalau aku membantunya pasti akan lama lagi urusannya sedangkan aku kan ingin meneruskan tidurku yang tertunda tadi. Tapi aku tidak tega melihat ibu itu berjalan pincang-pincang. Aku pun mendekatinya

“Tante baik-baik aja ?” tanyaku kepada ibu-ibu tadi

“iya dek gapapa kok, Cuma terkilir aja” kata ibu tadi

“saya anterin pulang ya tante” kataku menawarkan bantuan

“oh gausah ngerepotin ntar” ucap ibu itu

“gapapa, naik aja tante” ucapku agak memaksa
Akhirnya aku pun mengantarnya pulang ke rumah

“rumah tante dimana?” tanyaku

“itu dikit lagi kok dek, di depan belok kiri yang pagernya warna hijau”

“Oke sampai tante” ucapku

“terimakasih banyak ya dek, mampir dulu sini ke rumah tante” ucap ibu itu

“oh gau…..”

Ibu itu langsung memotong kata-kataku,
 “sudah ayuk masuk dulu” kata ibu itu memaksa
                Karena dipaksa aku pun masuk ke rumah ibu tadi. Mungkin rencanaku ingin melanjutkan tidurku akan gagal. Rumahnya ibu itu lumayan besar dan saat di pintu masuk aku disambut gonggongan 2 ekor anjing yang diikat dengan rantai.
“mau minum apa dek?” Tanya ibu itu padaku
"air putih aja tante” jawabku
“kak, tolong ambilin air putih ya!!!” teriak ibu itu kepada anaknya
”okeee ma”
                Aku dengar baik-baik suara itu, seperti aku kenal suaranya. Tapi suara siapa? Aku mengernyitkan dahi
Tiba-tiba seorang perempuan dengan rambut terurai dan memakai kacamata palsu datang membawakan air.
“nih airnya” ucap wanita itu
Hhaaah!!! Dalam hati aku terkejut
Mata ku tidak bisa berkedip sama sekali karena aku benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin aku bisa bertemu dia disini? Yak dia adala STELLA JKT48
“kenapa ? kok diam ? oh iya tante belum ngenalin kamu dengan anak tante ya, kenalin ini anak tante namanya Stella” kata ibu tadi yang ternyata ibunya Stella
                “hai aku Stella, nama kamu siapa ?” Tanya Stella lalu dia memberikan tangannya
Jantungku pun berdetak  kencang. Mengapa perasaanku berdetak begini ? kuingin bertanya pada awan putih
                Seperti biasa aku selalu gugup jika bicara dengan wanita yang ku suka, apalagi kali ini orang yang aku suka adalah seorang idol, aku memberanikan diri untuk menyambut tangan lembutnya itu
“na…na…namaku Jemmy” jawabku dengan keringat yang telah membasahi baju dalamku
 “makasih banyak ya kamu udah nolongin mamaku” ucap Stella
“gausah berlebihan kali, sebagai manusia kan kita emang harus saling membantu hehe” ucapku
“hehe iya bener juga sih, jem ngobrolnya di taman aja yuk”
“oke Stel”
“tunggu ya, aku ganti baju dulu ya”
                Mimpi apa aku semalam ? sepertinya tidak ada mimpi yang special. Tapi mengapa hari aku beruntung sekali bisa bertemu dengan idolaku. Mungkin ini jawaban Tuhan atas doaku kemarin hahaha
“udah Stel” tanyaku
“udah kok, yuuk” ucap Stella
Di halaman rumah Stella aku kembali digonggong oleh 2 anjing tadi
“hei Brenda, Brendi diam” ucap Stella agak sedikit membentak
Seketika anjing tadi pun menuruti apa kata Stella
“maaf ya, itu anjingku namanya Brenda dan Brendi mereka emang galak kalo melihat orang yang belum dikenalnya” ucap Stella
                “iya gapapa kok, kamu sering jalan-jalan begini? Tanyaku
                “sering sih, biasanya aku minta ditemani adikku Sonia, tapi kadang-kadang sendiri, Soalnya tempat ini nyaman sih untuk melepas semua kelelahanku” jawab Stella
                “gimana rasanya jadi member ? enak ga ?” ucapku
                “ya semua profesi yang kita jalanin pati ada enaknya ada enggaknya, di JKT menurutku seru, aku bisa dapet temen-temen baru, pengalaman baru dan dunia baru. Kalo gaenaknya sih kadang-kadang ada fans yang suka belebihan buat dukung aku, sampe ngejar-ngejar gitu. Daritadi kamu mulu yang nanya, sekarang aku yang nanya, kamu pernah nonton theater ga?”
                “pernah cuma sekali, baru aja kemaren aku nonton theater” jawabku
                “oh baru kemaren, gimana seru ga?”
                “iya stel seru, seru banget malah”
                Hari semakin gelap, aku dan Stella beinisiatif untuk berjalan pulang, sesampainya di rumah Stella aku memakai jaketku dan mengambil kunci motorku untuk segera bergegas pulang
                “Makasih ya jem kamu udah nolongin mama dan nemenin aku jalan-jalan di taman” ucap Stella
                “iya sama-sama stel hehe”
                “eh Stel….”
                “kenapa jem” ucap Stella
                “aku boleh…boleh…” ucapku ragu-ragu
                “boleh apa?”
                “a…aku boleh minta nomor kamu ga?”
                “oh minta itu, boleh kok, mana sini hape kamu biar aku yang masukin” ucap Stella
                “nih” aku memberikan hapeku ke Stella,
                Stella mengambil hapeku dan menginput nomer hapenya kedalam hapeku.
                “udah nih” Stella mengembalikan hapeku
                “oke,makasih stel. Aku pulang dulu ya?” ucapku
                “iya, hati-hati ya” ucap Stella
                Aku pergi dari rumah Stella dan menuju pulang. Siliran angin jalanan yang lengang ditambah Stella melayang di pikiranku membuat senyum-senyum dimulutku. Mungkin aku merupakan salah satu beruntung di dunia, tidak semua orang bisa seberuntung aku ini. Mungkin juga ini sudah menjadi rencana Tuhan, karena aku tau Tuhan sudah mengatur setiap pertemuan kita dengan setiap orang yang kita temui.
(to be continue...)
                                 
                                                                        ***
Previous
Next Post »
0 Komentar