Tahun Baru, Semangat Baru, Resolusi Baru

Tahun Baru, Semangat Baru, Resolusi Baru

Pergantian tahun baru 2015 tinggal menghitung detik. lebih tepatnya 18.120 detik lagi.

365 halaman buku kehidupan telah tertulis, buku kehidupan yang telah kita tulis berbeda dengan buku fiksi/nonfiksi yang bisa diedit sesuai yang penulisnya mau. buku kehidupan pada tahun-tahun sebelumnya tidak bisa diedit, tidak bisa dirubah barang satu huruf saja. namun yang bisa kita lakukan adalah membuat buku selanjutnya jadi lebih baik.

Perbaikan dan harapan yang bisa membawa kita menjadi lebih baik. Hal inilah yang biasa disebut resolusi.

Setiap orang punya pandangan berbeda menatap resolusi. ada yang memandangnya serius, ada juga yang memandangnya nidji #bodoamatjem

ada yang ngerasa perlu, ada yang ngerasa ngga perlu. Kalo gue sendiri ngerasa perlu. 2 tahun belakangan ini gue menuliskan resolusi gue di binder (walau sebagian besar resolusi itu gagal tercapai).

Kegagalan itu membuat gue menginstropeksi kesalahan apa yang membuat resolusi gagal tercapai. Dengan mudah gue langsung tau jawabannya. Pertama, karena resolusi yang gue tulis cuma sekedar ditulis, ngga ada keseriusan dalam menggapainya. Kedua, gue menulis resolusi itu dalam keadaan mabok miras oplosan yang akhirnya membuat gue tidak realistis dalam berpikir.

Alhamdulillah tahun ini gue udah ngga mabok miras oplosan jadi gue bisa berpikir secara rasional. Tahun ini gue lebih realistis, engga lagi-lagi deh beresolusi bisa ngupil sambil kayang atau berharap mendengar limbad nyanyi. Sulit bro.

Tahun ini pula gue memilih untuk menulis resolusi di blog agar dilihat banyak orang dan temen-temen gue. hal ini dilakukan bukan semata-mata cuma nambahin postingan aja. Iya, itu juga alasannya sih. Tapi yang utama, gue pengen memberikkan tekanan sosial pada diri gue.

jika mempublish resolusi kita lalu tulisan kita dibaca banyak orang, maka kita akan lebih berusaha menggapai tujuan kita, karena kita akan merasa malu atau gengsi kalau tujuan ga tercapai di akhir tahun.

seorang filsuf abad 220 Sebelum Masehi  yang bernama Mamat Tompel pernah berkata “seseorang yang bekerja di bawah tekanan, akan berlari lebih cepat dari biasanya”

resolusi yang akan gue tulis ini terbilang baru, belum pernah gue tulis di tahun-tahun sebelumnya.
so, here are my resolution for 2015

1.  memulai aksi untuk menulis novel
gue udah pernah bikin cerpen atau puisi, sedangkan novel belum pernah sama sekali tersentuh, padahal pikiran untuk membuat novel udah ada, cuma aksi aja yang belum ada. Mulai tahun depan gue harus mulai memikirkan tema dan sudah harus mulai menulis paragraf pertama. 

2. pengen karya gue terpampang di media
Gue pengen ngeliat cerpen atau puisi gue di koran atau majalah. Sebenarnya tahun 2014 setidaknya gue udah mengirimkan sedikit cerpen gue ke majalah yang menerima cerpen-cerpen remaja. Tapi ga ada balesan, yang secara tidak langsung artinya cerpen gue ditolak! Yak, sakitnya tuh disini…di perut *ternyata gue laper*

3. mengikuti marathon dan juara
Tahun ini gue menetapkan bahwa minimal dalam satu tahun gue mengikuti 1 event lari marathon.  2 marathon  gue ikuti di 2014. Untuk prestasi awal gue dalam hal ini cukup baik. Marathon pertama gue berhasil masuk 50 besar dari peserta sekitar 500an orang dan marathon kedua gue berhasil masuk 10 besar dari sekitar 100an orang.

Kedua marathon yang gue ikuti itu bertajuk charity, cuma kaya fun-fun aja, jadi belom bisa dibilang prestasi juga sih. Makanya 2015 gue pengen ikut event yang lebih kompetitif. Oh iya, ini marathonnya cuma 5 km, belom kuat gue kalo lebih.


Untuk mencapai target ini gue bakal sering latihan. Latihan tentunya dalam bentuk jogging. Tapi kalo gue lagi bosen jogging, mungkin gue lebih memilih ngejambret di pasar. Lebih greget larinya.  

4.  makin rajin nulis di blog dan pembaca semakin banyak
Pembaca gue sekarang ini sekitar 10 ribu. nah di akhir tahun depan gue menargetkan angka 30 ribu. Caranya yang pasti dengan harus lebih rajin posting dan menciptakan tulisan yang menarik.

Sebenarnya masih banyak lagi, tapi kayanya kebanyakan kalo harus dijabarin semua disini. Setidaknya 4 resolusi itu yang prioritasnya lebih tinggi dibanding resolusi yang lain.

Sekali lagi, ada yang merasa perlu dengan resolusi ada pula yang tidak. Kalo lo ngerasa perlu, sebaiknya resolusi itu dituliskan, jangan hanya disimpen di otak. Percayalah, Jika cuma disimpen di otak, sebulan setelah tahun baru juga udah ga inget lagi tuh resolusinya. Jadi sebaiknya resolusi itu dituliskan trus ditaruh di tempat yang sering dilihat. Tulis di jidat lo kalo perlu sekalian.

Jadi, lo itu tipe orang yang punya resolusi atau yang engga? kalau punya, apa aja resolusinya?

“Resolusi akan lebih berkelanjutan bila kita berbagi, baik dalam hal dengan siapa anda berbagi manfaat dari resolusi anda, dan dengan siapa anda berbagi jalan untuk menjaga resolusi anda. Rekan-dukungan yang membuat perbedaan dalam tingkat keberhasilan resolusi tahun baru” –Frank Ra 

Tour de Malang


tanggal 17 oktober lalu gue baru aja pergi ke Malang. Gue kesana untuk membela kampus gue pada turnamen sepakbola brawijaya national championship.

Sejatinya gue belom pernah ke Malang, jadi gue cukup antusias juga ketika dipercaya oleh ukm bola untuk berangkat ke Malang. 

Gue dan tim berangkat dari Depok jam 1 Pagi di hari jumat dan tiba di Malang atau tepatnya di Kota Batu sekitar pukul 7 pagi di hari minggu. Berarti 28 jam dihabiskan buat duduk manis di bis.

kami menginap di sebuah home stay yang ukurannya lumayan besar, cukup untuk 18 orang. letaknya diapit oleh 2 gunung yang besar (agak ambigu si nih).jadi, kalo kita keluar home stay trus menghadap barat bakal terlihat gunung panderman, sedangkan kalo menghadap timur, gue juga gatau namanya, pokoknya ada gunung juga.

disana itu adem bener. walaupun mataharinya panas tapi udaranya sejuk. maklum norak, anak jakarta kan biasanya panas-panasan. mungkin kalo di jawa barat, kota batu itu ibaratnya puncak kali ya.

baru jam 7 sampe, jam 1 nya kami udah harus bertanding. kebayang deh tuh capeknya kaya gimana


kedua tim siap memasuki lapangan. sebelum masuk lapangan, wasit sempat memeriksa kuku-kuku pemain dan kuku yang panjang harus digunting dulu. lebay banget, emang eke maenannya cakar-cakaran apa. grrrr


saat melawan Undip

ini sesi foto sebelum pertandingan. gue dipercaya pelatih untuk menjadi starting line-up. gue tidak bermain dengan maksimal alhasil gue diganti di babak pertama. pffftt

sesi foto saat pertandingan ke 2 melawan Unesa

keesokan harinya kami harus menjalani pertandingan lagi. kembali, gue menjadi starting line-up. kali ini permainan gue lumayanlah, ga buruk-buruk amat. tapi gue juga harus digantikan di babak ke 2 gara-gara cedera.

gue cedera karena, gue lagi megang bola nih, trus direbut sama musuhnya, anggaplah namanya toto. saat bola direbut, kaki gue ketendang ama toto. berhubung keadaan tim lagi kalah dan gue belom mandi, gue pun kesel. gue kejar bola itu, lalu menghantam kaki si toto.

Priiiiitt! wasit meniup peluitnya tanda pelanggaran. memberikan kartu kuning ke gue

dia tersungkur. gue juga. saat tabrakan itu betis gue malah ketarik dan keram. gue harus dirawat medis, sedangkan dia bisa langsung main lagi. kampret emang.
gue pun tidak bisa melanjutkan pertandingan, dan sampe balik ke home stay gue harus jalan pincang-pincang,

pesan moral dari kejadian ini : jika kamu berusaha melukai orang, maka kamulah yang akan terluka

si toto pasti lagi cekikikan nih kalo baca ini




ketika gue mengeluarkan jurus elang membelah lautan

seluruh pemain beserta pelatih. kalo mau cari gue, gue yang berdiri jinjit :)

priiiiittt...priiiittt....priiiiiitt! peluit panjang dibunyikan. kami kalah.

meskipun kami kalah, kami tetep gak menang.
kami gagal juara di turnamen ini, tapi gue selalu inget : 
"kegagalan adalah kegagalan-kegagalan lain yang tertunda keberhasilan yang tertunda."
cuma ada satu kegagalan yang tidak jadi keberhasilan, yaitu gagal ginjal. kalo gagal ginjal buru-buru ke dokter deh lo.
memang kami tidak membawa uang dan piala. tapi kami membawa banyak pengalaman berharga dan menambah jam terbang yang nilainya lebih penting dari nilai material
semoga di turnamen-turnamen berikutnya gue masih dipercaya oleh pelatih untuk masuk tim dan bisa ngangkat piala. amin.






6 Penyebab Blogger Males Nulis


wakwaw! Ketemu lagi nih sama gue setelah sekian lama ga posting. udah lama juga ga nulis di blog, terakhir nulis waktu itu presidennya masih SBY, pas nulis lagi presidennya udah ganti Jokowi.

merasa berdosa banget sebenarnya gue melewatkan 1 bulan tanpa menulis 1 postingan pun. padahal gue udah bilang ke diri gue sendiri bahwa setiap bulannya minimal gue harus posting 1 tulisan ke blog. ya maklumlah manusia memang tempatnya salah dan khilaf

Salah satu faktor gue ga sempet untuk nulis di blog adalah karena sibuk. gue harus kerja rodi (baca : kuliah) dari senin ampe sabtu. belum lagi gue harus latihan sepak bola di hari senin dan rabu. belom lagi gue harus mengerjakan tugas. belom lagi gue harus menyapu, mengepel lantai, mencuci baju, jemur pakaian dan masih banyak lagi kerjaan gue (gue mahasiswa apa pembantu rumah tangga sih ?)

gue libur cuma hari minggu. sibuk banget kan ? nah makanya itu, saking sibuknya, kadang gue napas aja sampe lupa. huft.

faktor lainnya yang membuat gue tidak mengeluarkan postingan adalah karena malas!
sesibuk-sibuknya mahasiswa pasti masih punya waktu luang, apalagi gue masih semester 1. 
sesibuk apasih sebenarnya mahasiswa semester 1 ?

ya jadi faktor sibuk itu adalah kedok untuk menutupi kemalasan gue. sebenarnya waktu mah ada aja, tapi pas waktu itu ada, pikiran gue "ah capek nulis besok aja deh", trus besoknya bilang "besok aja deh", besoknya bilang "besok aja deh", terussssss ampe pak haji udah pulang dari mekah tetep aja bilang besok.

karena kejadian ini, gue pergi bertapa di bawah air terjun niagara untuk mencari wangsit dan melakukan riset tentang penyebab mengapa blogger malas untuk menulis.

Dan inilah 6 penyebab blogger malas menulis

     1.  Kurangnya Motivasi
 gif from here
setiap tindakan yang kita lakukan pasti didasari oleh motivasi. misalnya ketika lo menjalani dunia perkuliahan, motivasinya adalah agar mendapatkan gelar sarjana. ketika lo mencopet, motivasinya adalah agar mendapatkan banyak uang, dan lainnya. 

nah lo harus tau motivasi lo nulis itu untuk apa, karena yang gue liat dari blog temen-temen gue yang udah-udah, mereka yang posting tanpa tujuan atau cuma copy-paste artikel orang, tidak bertahan lebih dari 1 tahun.

     2.  Kurangnya persiapan amunisi
gif from here

jika kita ingin menulis tentunya kita harus mempersiapkan amunisinya. 
apa itu amunisinya ? amunisinya ya materi-materi yang akan kita sampaikan.
dari mana materi-materi itu didapat ? ya dari membaca.

kalau lo mau menulis cerita horror banyak-banyak ah lo baca cerita horor, begitupun kalo lo mau menulis cerita cinta, banyak-banyaklah membaca cerita cinta. 

memang kalau bicara tentang menulis itu tidak akan bisa dilepaskan dengan membaca. ibaratnya bacaan itu adalah benang, sedangkan tulisan itu adalah sebuah baju. jika ingin membuat baju berarti kita harus mengumpulkan banyak benang

intinya semakin banyak membaca, semakin mudah menulis.

bahkan, Allah SWT menurunkan ayat al Quran kali pertama yaitu berbunyi IQRA, yang artinya bacalah! 

catet! tumben-tumbenan tuh gue ngomong keren... *kibas rambut* *padahal botak*

        3. Terlalu sering buka media sosial
thanks to uploader

Tidak bisa dipungkiri lagi, socmed sudah menjadi bagian dalam kehidupan sekarang. Belakangan ini memang socmed sangat digemari oleh masyarakat terutama remaja. Dengan socmed ini kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja. bisa berinteraksi tanpa memikirkan jarak, waktu, dan tempat.

namun terlalu sering bermain social media, bisa menghambat produktivitas. 
Bentar-bentar buka facebook, bentar-bentar buka twitter, bentar-bentar buka path, bentar-bentar buka sikit joss! 
Kalau udah begitu, kapan mau nulisnya?

         4.  Kurang waktu sendirian
pict from here

“menulis adalah mencecap kesendirian; terjun ke ruang batin kita yang paling dalam”  Franz Kafka

Menulis adalah kegiatan yang membutuhkan kesendirian, gabisa rame-rame. Kalo mau rame-rame, maen bola aje sono.
Maksud gue adalah, kita suka banget pasti nongkrong-nongkrong atau bahasa kerennya hang out lah. entah hang out bareng pacar, hang out bareng temen, atau hang out bareng pacarnya temen.

memang hang out itu juga penting, bisa buat mencari inspirasi-inspirasi
tapi di batesin waktu buat hang out, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali, jangan tiap hari. Jangan sampe hang out mengganggu waktu menulis
berilah waktu untuk diri lo mengetikkan tuts keyboard di depan layar laptop
       
         5.  Tidak ada inspirasi atau ide
pict from here


Inspirasi dan ide adalah hal yang esensial dalam menulis. Bukan hanya dalam hal menulis inspirasi diperlukan. seorang pelukis, musisi, pelawak atau siapapun butuh inspirasi untuk berkarya.

“mau nulis apaan, ide aje gue gapunya” ujar salah seorang teman

Biarkan kang Ernest Hemingway yang menjawab

“jika anda mengalami kesulitan pada saat akan memulai menulis, buka jendela lebar-lebar dan lihatlah sejauh mungkin. Dunia dan semua isinya serta kehidupan kita adalah sumber cerita dan setiap peristiwa adalah sebuah keajaiban”

Yang bisa kita ambil dari kata-kata Hemingway adalah ide itu ada dimana-mana!
Inspirasi tidak serta merta datang begitu saja. dia tidak seperti jelangkung, yang datang tak dijemput, pulang tak diantar. Inspirasi harus dijemput! Dijemput gimana ? naek ojeg ? tentu bukan.

Untuk menjemput inspirasi kembali lagi ke poin nomor 2, perbanyaklah amunisi dengan banyak membaca buku atau bisa juga dengan berjalan-jalan keluar atau menjadikan curhatan teman menjadi bahan untuk nulis atau apalah terserah lo, tiap-tiap orang punya cara yang berbeda dalam mencari inspirasi.

        6.  Sedang Mengalami Writer’s Block
gif from here

writer's block ini sebenarnya mirip-mirip dengan tidak ada inspirasi tadi ya. Menurut Wikipedia “Writer’s block adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan menulis sebagai profesi, dimana seorang penulis kehilangan kemampuan untuk menghasilkan karya baru…”
kalau sudah terjangkit penyakit ini biasanya penulis menjadi malas atau engga mood untuk melanjutkan tulisannya.


Semua penulis pasti pernah merasakannya. Jangankan penulis pemula dan abal-abal kayak gue, penulis professional pun merasakan writer’s block. Perbedaannya penulis professional punya cara mereka sendiri untuk menghadapi masalah ini, sedangkan penulis pemula biasanya langsung menghentikan tulisannya.

Gue pernah mengikuti talkshow bersama Bernard Batubara, salah seorang penulis yang produktif dalam berkarya, dia mengatakan begini “saya orang yang tidak percaya dengan mood, mood itu mitos dan kebenaran untuk orang-orang yang malas berusaha. Jadi, saya tidak pernah beralasan berhenti menulis hanya karena tidak ada mood”

beda lagi dengan penulis senior Eka Kurniawan dalam menanggapi writer’s block, dalam menyikapi ini Eka Kurniawan merujuk pada sebuah pepatah lama: sedia payung sebelum hujan. Jadi menurutnya cara terbaik menghindari writer’s block adalah dengan persiapan yang memadai. paling tidak ada 3 hal yang harus ia ketahui sebelum menulis: permasalahan yang hendak di tulis, perkembangan permasalahan tersebut, dan tentu saja bagaimana menyelesaikan permasalahan itu.

Yup…itulah beberapa riset yang gue temukan setelah gue bertapa dibawah air terjun Niagara. Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga setelah membaca ini, gue dan kalian semua khususnya para blogger, bisa semakin produktif dalam menulis. Salam super!

Kisah Mahasiswa Salah Jurusan

Kisah Mahasiswa Salah Jurusan
Pergantian Tahun ajaran gini pasti lagi gencar-gencarnya siswa kelas 3 SMA mencari tempat kuliah. Semua berusaha masuk PTN favorit, walau ada juga yang masuk PTS. Ngga masalah sebenarnya mau masuk PTN atau PTS karena yang gue yakini sih sukses itu bisa didapet dimana aja, tergantung usaha dan kerja keras individu tersebut.

Setelah masuk kuliah, dengan bangga mereka semua sekarang sudah berlabel mahabarataa!~ eh salah, mahasiswa

Setelah menjalani perkuliahan itu, sebagian dari kalian ada yang merasa

Kuliah di universitas A ngga kaya di FTV nih, ga asik!”
Aduh kok sastra zimbabwe susah banget sih, tau gitu gue mending ngambil sastra Kenya aje dah”
Kayanya masa depan gue ga jelas deh kalo ngambil jurusan tehnik pengendali air...”

Kalo kalian sudah berpikir kaya gitu berarti masalah kalian itu adalah salah jurusan. Jangan khawatir kalo kalian merasa salah jurusan, kalian ga sendiri kok, gue yakin banyak yang ngerasa kaya gini…
….termasuk juga gue.

jika sudah begitu, pilihannya cuma 2. bertahan dalam keterpaksaan atau pergi meninggalkan banyak kenangan. #halah

di artikel ini gue mau Menjawab questions of the year 2014 yang diajukan kepada gue

“Kenapa Pindah?”

itulah pertanyaan yang menghujani gue tahun ini. Biasanya kalo ditanya gitu sih gue jawabnya simple aja, paling “nggak pas, bukan passion gue kayanya olahraga”

Nah kalo di sini baru cerita lengkapnya

Sebelumnya gue kuliah di fakultas ilmu keolahragaan UNJ. Sebenarnya gue masuk olahraga UNJ juga ngga ada paksaan dari orang tua, kerabat dekat, apalagi tetangga gue. alasan gue masuk sini sih yang pertama karena ngga keterima di pilihan pertama waktu SBMPTN, kedua karena memang sejatinya gue suka olahraga.

Gue pun semangat menjalani kuliah ini dengan tekun dan rajin (seenggaknya semangat ini bertahan sampai 1 semester)

Seiring berjalannya waktu, hati gue seperti ada yang ngeganjel. Lalu timbulah pertanyaan. Semakin kesini kok gue ngerasa ga nyaman ya?

Ternyata yang membuat gue merasa ada yang mengganjel adalah tentang masa depan gue. berhubung prodi yang gue pilih bergelar sarjana pendidikan, paling mentok-mentok gue jadi guru. Sebenarnya bisa jadi atlet atau pelatih, tapi kalo orang kaya gue yang kupu-kupu (kuliah pulang – kuliah pulang) ya mentok-mentok jadi guru.

Guru itu bukan profesi gue banget. Gue itu pengen profesi yang ga ada jadwal yang mengekang kita. Bayangkan saja dari TK sampai SMA hidup kita udah dikekang oleh jadwal, kurang lebih sekitar 15 tahun, 15 tahun kita dikekang oleh jadwal yang mengharuskan kita untuk bangun tidur > makan > pergi sekolah > pulang sekolah > makan > tidur > ulangi terus sampai 15 tahun

Gue pun mencari passion gue yang sebenarnya. Setelah gue ubek-ubek sampah ternyata sekarang gue udah tau sepenuhnya bahwa gue itu xenoglossophile. Xenoglossophile itu bukan sebutan untuk orang yang suka ngupil, tapi sebutan orang yang suka dengan bahasa asing.

Yap, gue sangat tertarik dengan bahasa asing dan dunia sastra. Saat gue besar nanti seenggaknya gue pengen lancar berbahasa inggris, jepang,dan juga bahasa ikan.

Faktor pendukung yang membuat niat gue pindah adalah macetnya Jakarta. 1 setengah jam kurang lebih harus ditempuh Depok – Rawamangun. Kadang lebih capek dijalannya, daripada kuliahnya.


"emangnya susah ya ngejar mata kuliah di fakultas olahraga"

engga susah sih, asalkan punya basic olahraga dan suka olahraga pasti bisa ngejarnya, IP pertama gue aja 3,43 (kadang bercerita dan sombong itu beda tipis)

"galak-galak seniornya ya"

engga juga. galaknya pas ospek doang, dibentak-bentak, disuruh push-up, disuruh sit-up, dan kalo anda beruntung bisa dapet gamparan dan tendangan.
tapi kalo udah menjalani kehidupan kampus, senior-seniornya mah biasa aja, yang penting sopan aja.

“Yah sayang banget”

Kalo menurut gue sih ya engga sayang-sayang juga. Selama setahun itu kan gue bisa mendapat ilmu yang bermanfaat. Salah satunya sekarang gue jadi bisa renang ngalahin ubur-ubur.

bulatlah sudah keputusan gue pindah universitas.
daripada memaksa untuk bertahan padahal hati sudah tak ingin, gue pun tegas untuk memilih pindah dengan mengikuti apa kata hati.

Dan disinilah gue berdiri sekarang, gue memilih berkecimpung di dunia sastra. sastra inggris UGM (Universitas Gunadarma Margonda)

Untungnya keluarga gue menganut sistem demokrasi, selalu memberikan kebebasan atas pilihan anak-anaknya, meski sempet diceramahin juga.
Karena sistem demokrasi ini, jadi mereka ngebolehin aja masuk swasta, yang ngga dibolehin itu kalo gue masuk ISIS.

gue juga ikut SBMPTN lagi tahun ini dengan pilihan sastra jepang, sastra belanda, sastra Rusia UI. Tapi ya ga diterima lagi….iya lagi!
Ibaratnya tuh kita udah ngegebet cewek yang sama berkali-kali tapi tetep aja tuh cewek nolak gue! hiks. Sakit men.

Sebetulnya ngga sakit-sakit juga sih, wajar aja kalo tahun ini gue ga lolos SBM, belajarnya aja jarang. masih banyak orang yang belajar lebih keras

Untungnya gue selalu memegang prinsip “semua itu takdir Allah” jadi ga pernah berlarut-larut dalam kesakitan

Waktu motor gue ilang, gue ngomong ke di dalam hati “rezeki udah Allah yang ngatur, semua itu takdir Allah”
Waktu gue tau gue ngga diterima di UI juga sama “Allah menyiapkan tempat yang lebih baik, semua itu takdir Allah”
Bahkan waktu gue mendengar kabar dari nenek gue yang mau loncat dari menara sutet karna patah hati, gue cuma bilang “gapapalah, semua itu takdir Allah”

nah, gue punya sedikit tips nih buat para siswa unyu-unyu yang ingin melangkahkan kaki ke jenjang Perguruan Tinggi 

1. Kenali passion anda
kenalilah bakat dan yang tersimpan dalam diri kalian dan pilihlah jurusan yang sesuai minat. Pilihan yang sesuai dengan minat bakal memberikan motivasi lo saat lagi down. jangan sampe lo pilih jurusan karna keterpaksaan orang lain, apalagi orang gila. Jangan.

2. Kenali cita-cita anda
jangan memilih jurusan cuma karna suka aja. Suka belom tentu cinta. Lihat juga cita-cita lo mau jadi apa. kalau mau jadi dokter jangan ambil jurusan tehnik mesin, sebab ngerakit mesin beda sama ngerakit tubuh manusia.

3. Mencari informasi yang detail tentang perguruan tinggi yang mau kalian ambil
Ini yang ngga gue lakukan saat itu. yang gue tau dari UNJ cuma Universitas Negeri Jakarta. gue gatau prodi gue gelarnya sarjana pendidikan, gatau letak UNJ ada dimana, gatau bakal mempelajari apa aja. Waktu gue dapet PTN di SBMPTN rasanya udah lega aja, ngga nyari-nyari PTN lain. Yang ada di pikiran gue, gue udah masuk PTN, jurusan olahraga, dan gue suka olahraga. Tapi suka aja engga cukup, men.

4. Jangan sampe salah jurusan
terakhir, yang paling penting adalah jangan salah jurusan. Salah jurusan, fatal akibatnya. Contohnya, kalo lo mau ngambil UNJ, lo ambil jurusan ke pulo gadung. kalo mau ambil IPB, ambil jurusan ke Bogor. Seandainya jurusan yang kalian ambil salah, jangan harap kalian bisa kuliah di tempat tujuan yang kalian inginkan.

semoga tips yang gue berikan itu tidak membantu ya...

“just do what you love, and love what you do. If you do not love, leave it”

Gadis Penjual Air

Gadis Penjual Air


                Desaku terletak di tengah gurun pasir, gurun yang paling luas seantero bumi ini. berada terpencil jauh dari keramaian kota. jika ingin pergi ke kota setidaknya harus berjalan selama 4 hari, itu juga dengan menaiki unta.

            Remaja seumuranku tidak pernah ada yang merantau menyusuri gurun. Orang tua melarang kami menuju ke kota sebelum umur kami di atas 25 tahun. terlalu berbahaya.

            Memang di gurun ini cuaca tidak bisa di prediksi seperti di kota. saat cuaca cerah tidak menutup kemungkinan akan terjadi badai gurun di malam harinya. Jangan pernah melihat cuaca dari tampilannya, begitu kata ayahku.

            Walaupun desaku bisa dibilang penduduknya masih primitif, tapi mereka hidup berdampingan dengan damai. tidak pernah terjadi keributan antar tetangga, ataupun perang saudara. Kita semua berdampingan dengan damai bersama kesederhanaan

            Di desa kami ada seorang gadis yang menjual air. Rumahnya ada di ujung jalan desa. Ada hal yang janggal disana, bagaimana bisa di daerah gurun seperti ini dia menjual air ? darimana dia mendapatkan air itu ? Yang membuatku janggal lagi, gadis itu tidak pernah kehabisan stock air barang seharipun

            Mungkinkan ia dapat dari air hujan ? tentu saja tidak. Disini hujan jarang sekali terjadi. Sekarang saja sudah 1 tahun hujan tidak mengguyur desa tempatku berpijak. Atau mungkin gadis itu mendapat air dari oasis ? sepertinya tidak mungkin juga, oasis jauh dari desa kami.lagipula aku tidak pernah melihatnya keluar rumah, selain menjual airnya.

            Setiap harinya penduduk mengantre di depan rumahnya sebelum fajar menyingsing karena takut kehabisan. Mereka rela antre hingga berjam-jam untuk mendapatkan air yang mereka butuhkan. tentu saja mereka rela melakukan itu, air merupakan salah satu sumber kehidupan. Air bisa digunakan untuk mencuci pakaian sehari-hari, memandikan hewan peliaraan penduduk, dan untuk mengusir tubuh dari rasa dehidrasi. Sangat vital sekali fungsi air.

            Setiap penduduk diperbolehkan untuk membeli air maksimal membawa 5 liter. Itu peraturan dari si gadis tersebut. Jika sudah membeli air dia boleh saja membeli lagi, tapi harus mengantre mulai dari belakang. Peraturan ini diterapkan agar semua penduduk rata mendapat pasokan air dan tidak ada yang tidak kebagian.

            Suatu hari aku disuruh ibu mengantre disana. memang benar-benar ramai, tapi tentu saja walapun ramai kondisi disana masih kondusif dan terkendali, tidak ada yang mengeluh dan protes tidak mendapat air.

            dia berambut panjang dan mempunyai hidung mancung. Bibirnya selalu terkatup rapat, tidak pernah rentetan giginya terlihat. Mukanya selalu tampak murung. Entah dia sedang sedih atau memang sudah tampangnya seperti itu. entahlah.

            Setelah membayar dengan 5 keping uang logam, dan memberikan wadah air, ia menuangkan 5 liter air kedalamnya. Tidak lebih, tidak kurang. Setelah itu ia kembalikan wadah itu kepadaku tanpa berkata apa-apa. Aku mengucapkan terimakasih, dia hanya membalas dengan mengangguk.
            Sepulang setelah membeli air, aku bertanya pada ibuku.

“bu, siapa nama penjual air itu ?” tanyaku

“namanya Sahira, nak” balas ibu yang sedang memasak makanan untuk sarapan

“mengapa gadis itu tidak pernah terlihat selain saat menjual air saja ?”

“mungkin karena gadis itu jarang bersosialisasi dengan penduduk sekitar, dia gadis pendiam”

“apa dia setiap hari berjualan sendirian ?”

“sepertinya iya, ibunya sudah meninggal karena sakit keras, tidak lama kemudian bergantian dengan kakak pertamanya, lalu terakhir adiknya yang meninggal. sedangkan ayahnya pergi kota tanpa pernah ada kabar” ibu menjelaskan

“kasihan sekali, lalu apakah ibu tau darimana dia mendapat semua air yang tidak pernah habis ini ?” aku bertanya kembali, masih dengan hati yang penasaran

“siapa peduli ? semua penduduk tidak ada yang pernah mau tahu. yang penting gadis itu sudah menyediakan air, dan penduduk membayar, sudah selesai urusan mereka”

            Kata ibu semua peduduk tidak ada yang pernah mau tahu. memang benar, tapi tidak dengan aku. Aku penasaran sekali dari mana gadis ini mendapat air yang berlimpah.

                                                                               ***

            Keesokan harinya, ketika senja perlahan-lahan mulai terbenam. Aku melewati rumah gadis itu. rumah yang hening tanpa suara. Barang dagangan airnya sudah habis, sudah dimasukkan ke dalam rumah. Sebelum matahari berada tepat di atas kepala, air jualan selalu sudah habis. Tidak pernah tidak laku.

            Perlahan-lahan aku mulai mendekati rumahnya. Badanku gemetar sudah seperti bertemu dengan hantu. Aku mencoba memberanikan untuk mengetuk pintu rumahnya. 3 kali mengetuk pintu tidak ada orang menjawab, pintu terbuka sedikit, tidak terkunci.

“permisi”  aku berbicara perlahan seraya membuka pintu. Tidak ada orang menjawab. Rumahnya benar-benar hampa, tidak banyak barang.

Saat pertama memasuki rumahnya, ada 1 gambar tergantung di dinding. Ada 4 orang disana, sepertinya gambar keluarga Sahira. Ada gambar Sahira disana. di gambar itu Sahira sedang tersenyum bersama, kakak, adik, dan ibunya. Diujung gambar tertulis nama Itje. Sepertinya itu nama ayahnya. Aku pun seketika mengerti, ini adalah gambar keluarga Sahira ketika keluarganya masih utuh, dan ayahnya lah yang menggambar ini. aku bertaruh ayahnya adalah seorang pelukis handal. Setiap goresannya seperti hidup, benar-benar seperti nyata lukisan ini.

            Pasti dulu keluarga ini adalah keluarga yang bahagia, kasihan Sahira harus menghadapi kerasnya dunia sendirian.

Saat sedang menikmati lukisan ayah Sahira. aku mendengar suara isak tangis dari arah belakang. aku pun kembali berjalan hati-hati menuju ke dalam ruangan. Semakin masuk kedalam, tangisan semakin keras.

Senja sudah terbenam, bulan sudah siap menggantikan tugasnya. Cahaya bulan masuk melalui lubang-lubang di rumah Sahira. Hembusan angin juga masuk melalui lubang yang sama. Menyentuh kulitku yang ternyata bisa membuat bulu kuduk sedikit merinding

Dengan langkah kecil dan perlahan aku masih menyusuri sumber suara isak tangis itu. Setibanya di dapur yang sedikit sekali terisi perabotan memasak dan tidak terlalu besar, aku melihat seseorang sedang menangis. Itu Sahira!

Dia tidak berhenti-hentinya menangis. Keberadaanku saja tidak disadarinya. Sekarang aku pun mengerti, Sahira adalah seorang gadis penjual air.

Gadis penjual air mata.

Kata Untuk Memanggilmu

Kata Untuk Memanggilmu

aku masih kebingungan mencari panggilan untuk menyebutmu
pertama,
aku ingin memanggilmu kopi.
yang selalu bisa membuatku terjaga setiap malam,
sudah kutinggal lama-lama tetap saja aku suka.
kedua,
kamu adalah senja.
kutunggu tunggu kehadirannya,
lewat begitu saja tidak terasa.
ketiga,
kamu adalah embun pagi.
datang setelah kegelapan,
menyegarkan raga hingga sela-sela.
semua terasa benar
namun aku kesulitan untuk mencari
satu objek yang mencakup seluruh arti
ditengok sana-sini
tidak ketemu
dipikirkan ke sana-ke mari
tidak ketemu
ah membingungkan!
beri aku waktu untuk menemukan kata yang tepat
tidak bisa berjanji akan menemukan atau tidak
tapi selagi aku mencari kata yang tepat,
bagaimana kalau sementara ini
aku memanggilmu dengan panggilan Cinta saja? 

Serunya Tujuh Belasan


kalo ditanya Indonesia udah sepenuhnya merdeka atau belum, pasti semua setuju untuk berteriak belum.

lihat aja disekitar kita masih banyak kemiskinan, para pengangguran, koruptor dimana-mana, dan jomblo-jomblo merajalela.

seharusnya kita warga negara Indonesia harus bisa membantu pemerintah dalam menanggulangi permasalahan dalam negeri, seenggaknya dimulai dari permasalahan yang kecil dulu, yaitu masalah...

jomblo-jomblo merajalela.

jangan remehkan jomblo-jomblo yang berkeliaran bebas. pemuda-pemudi jaman sekarang sering terjebak dalam masalah ini. alhasil mereka semua menjadi galau. dikit-dikit galau.
ditolak gebetan galau, diputusin pacar galau, dapet nilai jelek galau, sampe-sampe nonton CHSI aja galau.

contoh pemuda galau yang gue temukan di media social


oooo em ji heloow! gimana reaksi bung karno kalo melihat pemuda-pemuda seperti itu

by the way, kaya kenal orangnya deh...

pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah ini, masalah yang sebenarnya kecil tapi berdampak besar. semuanya ngga ada yang menyadari permasalahan ini, biar lebih jelas gue gambarkan sedikit alurnya.

engga punya pacar --> dia bakal jomblo --> jomblo akan merasa kesepian --> saat kesepian dia pun galau --> kalau sudah galau hilanglah produktivitas --> alhasil dia bisa tidak menghasilkan apa-apa untuk negeri cuma bisa menambah kemiskinan,
setidaknya miskin kasih sayang....#asadap

sebagai pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi gue siap membantu pemerintah untuk memerdekakan wanita-wanita yang masih terjajah dan berperang melawan mantan-mantannya. yuk kamu siap untuk aku merdekakan?

kiw kiw...

oke skip

sebenarnya bukan itu yang ingin gue sampaikan pada tulisan ini. yang ingin gue sampaikan adalah bagaimana keseruan acara tujuh belasan di RT 7 RW 16, tempat di mana gue tinggal.

setelah sekian lama absen di acara tujuh belas agustus, akhirnya kita dipertemukan kembali. sebagaimana kita tau 17 agustus taun-taun sebelumnyasekiranya selama 3 tahun terakhirtanggal ini selalu bersama dengan bulan puasa jadi gabisa ngadain lomba-lomba yang biasa menjadi tradisi di tujuh belasan.

lomba-lomba yang diadain di RT gue sebenarnya ga jauh beda sama yang biasanya ada. misal contohnya lomba makan karung, balap kerupuk (kaya ada yang salah), masukkin paku kedalam botol, rebutan kursi (bukan anggota dewan doang yang bisa rebutan kursi), mindahin bendera ke botol, balap kelereng, ada juga fun futsal, dan lain-lain.

tadinya kita juga mau ngadain lomba yang inovatif, yang belum pernah diadakan di manapun seperti contohnya lomba masukkin jin kedalam botol. tapi berhubung kita selaku panitia kesulitan untuk mendapatkan jin, maka kita memutuskan tetap memakai paku saja.

ada juga pemikiran untuk mengadakan lomba makan uang rakyat. tapi kita sadar kalau ada makanan yang bisa dimakan, kenapa uang rakyat harus dimakan juga. biar petinggi-petinggi di sana aja yang merasakan

ahaay! sok iye banget gue...

yang membuat tahun agustusan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya adalah panitianya. kalo biasanya tahun-tahun sebelumnya panitianya adalah bapak-bapak, tahun ini seluruh panitia adalah para remaja ababil. termasuk ada gue di dalemnya.

lomba-lomba sendiri diadakan mulai dari tanggal 16 Agustus sore sampai ada acara puncak pada malam 17 Agustus.

ini dia beberapa moment pas agustusan kemaren


adek-adek unyu lagi balapan


awas bibirnya jatoh dek...


lagi sibuk ngisi air dibalon


STOOOP!!!


Atlet balap karung


berusaha mengambil belut


nih dia pawang belut
lagi pada fun futsal


nomor 10 ganteng banget seeh...


cabe-cabean senior


ketua panitia kami yang sekaligus bisa merangkap menjadi tukang PLN


sekumpulan anak dari RT 07

Pemendam Rasa

Source: @IrenaBuzarewicz
bagaimana ya menjelaskan perasaan ini…
sudah lama kita tak bertatap mata, mulut tidak saling menukar kata, dan jari jemari tidak bertegur sapa.
tapi sekali kita dipertemukan kembali, perasaan itu kembali ada.
perasaan yang tak pernah mengudara bebas, hanya tersimpan di dalam lemari yang tak pernah dibuka.
sampai sekarang aku masih menyimpannya.
kadang aku merasa, atau mungkin hanya menerka, kau juga mempunyai perasaan yang sama.
benar tidak ya?
jika kau yang kumaksud membaca tulisan ini, bagaimana jawabannya?