Cinta Datang dan Pergi


aku duduk bersama para petinggi redaksi disekitarku. Seperti biasa hari ini ada rapat bulanan.  Jujur saja aku tidak begitu suka dengan rapat-rapat formal seperti ini. aku lebih suka bekerja di luar mencari kejadian penting dan menulis beritanya. Aku biasanya bisa fokus selama 20 menit. 20 menit aku memperhatikan, menit ke 25 aku mulai mengantuk, menit 30 udah ngantuk banget, harus berjuang lah aku melawan kantuk ini. akhirnya Setelah 1 jam selesai juga rapat membosankan itu

Besok adalah hari 5 tahun anniversary ku bersama Meirantika Aldifa, selain anniversary besok juga adalah hari ulangtahun Mei. Dia adalah pacarku sejak kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. aku mengambil jurusan jurnalistik, sedangkan dia mengambil jurusan kedokteran. Aku sudah mempersiapkan segala yang akan kuberikan untuk esok hari. Coklat manis, boneka teddy bear besar yang tersenyum bengis, dan akan kuberikan pada makan malam romantis.

Semua itu sudah kusiapkan sejak seminggu yang lalu. Sengaja kusiapkan lebih awal karna takutnya aku sibuk minggu ini. aku yang bekerja sebagai jurnalis memang sibuk untuk membuat berita, harus siap siaga jika ada kejadian-kejadian yang sewaktu-waktu terjadi. Sama dengan si Mei yang harus siap siaga berada di rumah sakit untuk merawat pasiennya. Makannya itu pertemuan kami pun sangat jarang. Saling disibukkan oleh profesi masing-masing. Mungkin hanya sebulan sekali kami bertemu. Pernah pada saat weekend kita lagi makan bersama, Mei tiba-tiba mendapat telepon yang mengharuskan dia untuk segera ke rumah sakit karena ada pasien yang harus segera dioperasi. Padahal itu weekend loh, weekend. Alhasil kencan kami itu hanya setengah jalan. Ibarat nonton film, kalo kita hanya nonton setengah tidak sampai habis, Apakah itu seru ?

Boneka dan coklat manis yang akan kuberikan kutaruh di kamar apartemenku, lebih tepatnya di sudut pojok atas lemari pakaian. Aku tidak menarunya di ruang depan karena aku malas membalas ledekan dari Dipa dan Erlang, teman satu apartemenku. Ya sebenarnya aku tau mereka bercanda tapi aku malas saja. Pasti dia bakal meledekku “ciee Herry udah bosen berhubungan dengan kamera ya ? makanya sekarang jadi maen boneka”
“Her, gue tau masa kecil lu kurang bahagia tapi jangan maen boneka saat umur segini juga kali hahaha” dan jenis ledekan mereka lagi lainnya yang tak ada habisnya

Aku sampai di basement apartemen. Memarkirkan mobilku lalu membawa tas laptop dan kamera ke apartemen. Aku memasuki lift, menekan tombol 13 disitu. Apartemenku ada di lantai 13 yang kata mitos angaka 13 itu serem. Ya tapi disitulah aku menetap dan selama aku menetap tidak ada kejadian menyeramkan apapun. Mungkin kejadian seram yang pernah kualami cuma saat dipa dan erlang mematikan lampu apartemen kemudian ketika aku masuk mereka sudah berada dibelakang pintu lalu mengagetkanku. Ya itulah mereka, udah tua masih aja suka iseng.

Aku membuka pintu apartemen ku. Dipa dan erlang sudah berada disana, memegang stik sedang bermain play station, main game PES (game sepakbola yang sudah biasa dimainkan oleh para lelaki)
“weits udah pulang lo ? duduk sini lah kita maen dulu 3 pertandingan” Erlang langsung nyeletuk, menyadari aku telah datang. Padahal wajahnya masih fokus ke layar tv
“lo pada mending latian dulu aja, kalo udah jago baru maen lagi sama gue” aku menyombongkan diri
“anjrit gaya bener lo Her” Dipa ikut nyeletuk
“haha orang jago mah bebas” aku bergegas meninggalkan mereka dan menuju kamar. Bukannya aku tidak ingin main dengan mereka hanya saja hari ini aku benar-benar lelah sekali. Ingin cepat-cepat mendaratkan tubuhku di kasur yang nyaman. Tidak sabar untuk menunggu hari sangat spesialku esok. Jam di arloji menunjukkan pukul 10. Seperti biasa sebelum tidur aku mengetik pesan kepada Mei

To : Meirantika
halo sayang, gimana kerjaannya hari ini ? besok kamu inget kan hari apa, besok kita ketemuan di restoran biasa ya jam 8 malam

Setelah aku sudah membersihkan tubuh dan mengganti pakaian akhirnya aku bisa merebahkan diri juga di kasurku. aku mengambil I-phone ku kembali. Ada 1 pesan masuk dari Mei

From: Meirantika
Maaf besok aku gabisa, aku harus merawat pasien

To: Meirantika
emangnya gabisa ditinggal sebentar saja, kita juga ga sering ketemu kan ?

From : Meirantika
ya gabisa gitu lah Her, aku ga bisa meninggalkan mereka begitu saja

To : Mei Rantika
tapi kamu kan besok hari apa, mei ? kamu gabisa apa mentingin hubungan kita sedikit aja

From : Mei Rantika
ya aku tau besok anniversary kita. Bukannya aku ga mentingin hubungan kita, tapi kalo mereka ada apa-apa emang kamu mau tanggung jawab. Ini beda sama profesi kamu sebagai jurnalis kalo ditinggal gapapa, kalo pekerjaan ku ditinggal taruhannya nyawa her, nyawa

To : Mei Rantika
aku gasuka ya kamu ngerendahin pekerjaanku gitu. Terserah kamu deh aku capek juga malem-malem gini harus bales sms ga penting kamu

From : Mei Rantika
jadi sms aku ga penting ? yaudah kamu gausah sms aku lagi. Aku juga mau ngomong sesuatu, sebaiknya mulai sekarang kita akhiri aja hubungan ini. kita udah lama juga ga ketemu. Harus diakui dokter dan jurnalis itu bukan pasangan yang cocok

                                                                   ***

Aku sudah berdiri di depan jendela apartemen dan cemberut sambil melihat keadaan kota Jakarta. bukan cemberut karena melihat kota Jakarta yang  macet, itu sudah biasa. Tapi aku lebih sedih karena pertengkaranku semalam dengan Mei. Aku sedang lelah malam itu dan aku yakin dia juga merasakan hal yang sama sehingga logika kita tidak bisa digunakan sepenuhnya. Alhasil berujung pada berakhirnya hubungan kita yang sudah terjalin tepat 5 tahun. 18 Mei 2013 menjadi hari anniversary, hari ulang tahunnya sekaligus hari berakhir hubungan kita.

Mengapa hari anniversary dan hari ulang tahunnya Mei bersamaan ? ya itu semua sudah aku rencanakan. Waktu itu aku sengaja menyatakan cinta tepat di hari ulang tahunnya 18 Mei. Aku ingin membuat bulan Mei adalah bulan yang paling mengesankan dan paling ditunggu setiap bulannya. Seperti namanya, Meirantika. nama seorang wanita indah yang dilahirkan di bulan Mei.

                                                                   ***

“sebaiknya mulai sekarang kita akhiri aja hubungan ini. kita udah lama juga ga ketemu. Harus diakui dokter dan jurnalis itu bukan pasangan yang cocok” Perkataan itu masih terngiang-ngiang di kepalaku. Padahal sudah 1 tahun lamanya semua itu terucap dari bibirnya. bibirnya yang bisa mengeluarkan gurauan yang selalu bisa membuat aku tertawa. bibirnya yang pernah memberikan ciuman sehingga bisa melupakan masalahku sejenak. bibirnya yang tidak pernah lupa untuk memanggilku dengan kata sayang. Setidaknya itu dulu, sebelum kata-kata yang paling aku benci itu terucap.

Sudah 1 tahun tapi semua tentang dia masih terekam jelas di otakku. Rambut hitam, mata tajam yang bisa memberikan ketenangan, hidung proposional, bibir merah merekah disertai rentetan gigi yang rata, dan kulit lembutnya yang lembut laksana embun pagi. Ah sial seharusnya aku tidak perlu mengingat segala hal tentang dia lagi. Aku harus bisa melupakannya.

Sebenarnya sahabat-sahabat ku selalu mengingatkanku untuk mencari wanita lain. Terutama teman satu apartemenku Dipa dan Erlang. Mereka rajin sekali memperkenalkanku pada teman-teman perempuannya, ya sebenarnya aku juga tidak terlalu tertarik dengan caranya. Daripada di kenal-kenalkan seperti itu aku lebih suka jika hati ku sendiri yang memilih. Menentukan wanita mana yang hatiku inginkan. Seperti aku memilih Mei dulu. Kami bertemu disebuah acara ulang tahun Sakina. Sakina adalah teman SMAku dulu yang ternyata Sakina adalah sepupunya Mei. Kejadian kurang menyenangkan sebenarnya awal pertemuanku dengan dia.

Saat itu aku menuju tempat yang menyediakan berbagai macam makaanan. tiba-tiba seorang wanita datang ke arahku lalu menabrakku dan menumpahkan minumannya di kemejaku. Bukan masalah harga kemeja yang mahal, Cuma kan kemejaku jadi kotor. Udah gitu aku ga bawa baju ganti juga. Sentak aku ingin marah. rasa kesal sudah menjalar ingin dikeluarkan. Ketika ingin membentak, kata maaf sudah lebih dulu terdengar.
“eh maaf ya mas maaf aku ga sengaja” wanita itu berkata padaku
Rasa kesal tadi pun terasa berkurang sedikit demi sedikit lalu berangsur hilang. Entah mengapa suaranya sangat lembut, membukam kesesalanku yang sudah mau meledak. Aku menoleh ke arahnya. Astaga, ternyata wajahnya benar-benar cantik. Pancaran cahayanya seperti bidadari tak bersayap. Kehadirannya bagaikan mentari pagi yang menyinari hatiku dari gelapnya malam
“Iya gapapa kok” aku membalas permintaan maafnya
“sekali lagi maaf ya” kemudian dia menjulurkan tanggannya “oiya namaku Meirantika, panggil aja Mei”

Setalah berkenalan kami duduk berdua di meja yang sama. Dari wajahnya kukira dia orang yang pendiam tapi ternyata setelah agak akrab dengannya dia itu orangnya bawel banget. Suka menceritakan hal-hal lucu. mungkin menurut orang lain obrolan kami ini biasa dan terkesan aneh. Namun aku dan mei menikmati itu. seperti orang aneh yang bertemu dengan orang aneh dan saling menceritakan hal-hal aneh. mungkin memang jokes kami sama, seperti quote (aku juga lupa siapa yang mengatakannya) perkataannya kurang lebih begini “jika jokes kita sama maka kita akan saling tertawa, sedangkan jika jokes kita berbeda maka kita akan saling menertawakan”
Contoh mudahnya saja seperti ini, misalnya jika ada seekor bayi kangguru yang disimpan di kantung ibunya, aku dan mei akan bilang hal itu lucu, tapi orang lain akan bilang “ih apaan sih itu kan cuma kangguru dan selamanya akan menjadi kangguru”

begitulah awal pertemuan ku dengan pacarku itu. mantan pacarku maksudnya. Kejadian bagaimana hatiku yang memilih soulmatenya sendiri. Bukan dari perjodohan yang direncanakan.

(to be continue...)
Previous
Next Post »
0 Komentar