Bel sekolah sudah berbunyi 3 kali. itu menandakan sudah tepat jam 7 pagi. Siswa kelas 11 ips 1 sudah duduk di bangkunya masing-masing. Mereka bercakap-cakap dengan temannya selagi menunggu guru datang. pintu gerbang sudah akan ditutup oleh satpam yang bertugas. Saat pintu gerbang hampir tertutup sepenuhnya seorang murid perempuan datang dengan terengah-engah.
“pak, sayahh
belumhh terrlambat kanhh ?” perempuan itu bicara dengan terengah-engah
“haduh
kebiasaan deh kamu mah sher”
“maapph pakh
he he” balas sheril, masih dengan nafas terengah-engah
“yaudah masuk
atuh cepet, mau babe kunci nih”
Sheryl melanjutkan larinya
menuju kelas. Kelasnya ada di lantai 3. Saat sudah dekat dengan pintu kelas,
guru yang akan baru saja menginjakkan kaki kanannya ke dalam kelas. dia pun
terlambat walaupun hanya terpaut beberapa langkah di belakang guru. Guru yang
mengajar adalah guru bahasa Indonesia namanya bu Susi. Termasuk guru yang
terkenal seram dan galak saat mengajar. saat di masuk semua murid yang tadinya
sedang rebut-ribut langsung diam seketika. Mampus
deh gue, ucap
sheryl. Jantungnya kini sedang berdegup kencang
“pa..pa..pagi buu” sapa
sheril dengan Gugup
“kamu lagi, kamu lagi.
berikan satu alasan yang tepat agar ibu tidak menghukummu berdiri di depan
kelas”
“saya telat karena saya
bermimpi sedang bernyanyi di atas panggung konser yang besar bu”
“lalu apa masalahnya?”
“ketika saya menyanyikan
lagu terakhir, para penonton malah teriak we want more! we want more! Alhasil
saya nyanyi lagi, eh pas kebangun udah jam 7 kurang 15 menit bu” jawab sheryl
dengan bercanda. Berharap guru tertawa dan membebaskannya dari hukuman
mendengar jawaban itu semua murid
tertawa, termasuk bu Susi. Bu susi tidak tertawa lepas, hanya ada senyum kecil
tergambar di bibirnya. Ini jarang sekali terjadi seorang guru galak bisa
tersenyum seperti itu. sheryl berpikir dia telah memenangkan hatinya. Benar
saja, dengan wajah yang masih tersenyum bu Susi menyuruh Sheryl segera duduk di
bangkunya dan dia memulai pelajarannya
***
Jam 10 siang bel berbunyi, menandakan
jam istirahat. Eriska, teman sebangku Sheryl mengajaknya pergi ke kantin.
Mereka membicarakan tentang pentas seni yang sebentar lagi diadakan di
sekolahnya dalam rangka ulang tahun SMA 2
“Sher, lo nonton pensi
kan ?” Eriska membuka pembicaraan, sambari berjalan menuju kantin
“gatau
nih, males kayanya”
“yang
bener aja sher, lo bakal melewatkan sesuatu yang istimewa”
“apaan
emangnya ?”
“dia
bakal tampil sher, dia!” Eriska berkata dengan antusias. Yang sepertinya nada
antusias itu tidak tertangkap oleh Sheryl
“dia
siapa si Ris ?” Tanya Sheryl bingung
“itu
lho kakak kelas paling kece sejagad raya, kak Boy!”
Sheryl baru inget akan hal itu. Boy
adalah seorang pemuda tampan yang banyak disukai oleh gadis-gadis di
sekolahnya. Tentunya Sheryl merasakan yang sama. Mulai dari teman-teman
seangkatan maupun adik kelas dibawahnya. Bagaimana tidak disukai ? wajah tampan
dengan sosok sedikit orientalnya. Hidung elok dan proporsional belum lagi
dipadukan dengan sikap pendiamnya membuat sosoknya semakin terlihat keren.
Tidak heran dia biasa dijuluki gebetan sejuta umat.
Sheryl bukanlah wanita yang suka
menyatakan isi hatinya. Dia agak gengsi jika ditanya tentang pemuda yang dia
sukai. Termasuk dengan yang ini, Boy. dia tidak pernah mengatakan siapapun
kalau dia suka pada Boy bahkan tidak pernah mengatakan ada teman baiknya
Eriska. Lagi pula dia merasa tidak perlu menunjukkannya karena sudah banyak
juga yang suka dan terang-terangan mengagumi Boy
Diapun mengendalikan
perasaannya dan hanya membalas dengan datar “oh dia”
“udah gitu doang
ekspresinya ?” balas Eriska
“ya terus gue harus
gimana Ris ? gue harus bilang wow sambil jedotin pala ke tembok gitu ?"
“ga gitu juga. Emangnya
lo ga ada perasaan apa-apa sher ke dia ? kan hampir semua cewe suka sama dia”
“engga, biasa aja ah”
Di kantin, mereka berdua memesan
makanan dan minuman yang sama, nasi goreng dan es teh manis. Tidak butuh waktu
lama, makanannya sudah berada di atas meja. Ketika ia sedang menikmati makanan
sambil mengobrol, seperti anak perempuan biasa lakukan. ternyata mereka tidak
sadar bahwa ada seorang lelaki yang lebih dulu duduk di sebelahnya. Lelaki itu
adalah lelaki gebetan sejuta umat, Boy
Setelah menyadarinya, Eriska pun
langsung menyapanya. Sheryl inget menyapanya juga, tapi ngengsi lebih memenangi
hati dia. Boy membalas dengan tenang dan tersenyum kecil. Senyum yang bisa
menaklukan wanita-wanita di dekatnya.
Pelajaran terakhir adalah pelajaran
sejarah. Pelajaran yang menurut Sheryl tidak jauh berbeda dengan dongeng anak
sebelum tidur. Ketika guru menerangkan tentang sejarah tangan Sheryl sudah
disilangkan di atas meja, badanya ditegakkan, dan berusaha memperhatikan guru.
Keadaan itu tidak bertahan lama. Beberapa menit kemudian badannya yang tadi
tegap dan mata memperhatikan guru, sedikit demi sedikit merunduk bagaikan padi
yang mulai berisi. Sheryl tertidur.
***
“Sher,
lo pulang naik apa?”
“naik
angkot, kenapa ?” Sheryl sedang berjalan pulang ketika Boy memanggilnya di
parkiran. Untuk berjalan keluar atau masuk sekolah memang harus melewati tempat
parkir dahulu. Yang tidak biasa adalah….Boy menyapanya!
“bareng
gue aja mau ngga ?” kata Boy
“emangnya
gapapa ?”
“ya gapapa, emangnya
kenapa ?”
Kejadian kedua yang tidak biasa,
sekarang Boy mengajak Sheryl pulang bareng. Tidak ada sebelumnya di pikiran
Sheryl sama sekali.
Di perjalanan mereka saling
mengobrol. Entah mengapa Sheryl sangat nyaman sekali bercerita dengan Boy.
Padahal baru kali ini dia saling berinteraksi berdua saja seperti ini dengan
Boy. Sheryl pun tidak sungkan menceritakan kehidupan pribadinya yang biasanya
dia hanya membagi bersama teman-teman wanitanya. Boy yang terlihat dari luar pendiam ternyata jika sudah mengenalnya
orangnya sangat asik sekali, batin Sheryl.
Boy mengajak Sheryl untuk jalan-jalan
di taman sebelum pulang ke rumah, Sheryl pun mengiyakan tawaran Boy. Sekali
lagi kejadian yang tak terduga, Sheryl diajak ke taman bersama Boy. dia
bertanya-tanya dalam hati, mengapa hari ini aku beruntung sekali ya, padahal
semalam dan sekarang ngga ada kejadian yang aneh. Semalam aku hanya tidur hingga larut untuk main gitar dan pagi harinya hampir telat masuk sekolah.
Kemudian, motor CBR merah itu
berhenti di sebuah taman kota. taman yang sudah jarang dapat di temui di kota
Jakarta ini. pohon-pohon rindang membentang indah di setiap sudut taman. Di
tengah-tengah taman pun terdapat air mancur yang semakin memperindah taman
“kenapa lo ngajak gue
kesini, boy ?” Tanya Sheryl sembari mereka berjalan menyusuri jalanan taman
“gue
pengen nunjukkin aja ke elo, kalo ini tempat favorit gue di kota ini. kalo lagi
bosen biasanya gue kesini. Sekedar dengerin musik sambil memandangi pemandangan
sekitar. Dan gue biasanya suka duduk di bawah pohon kelapa yang disana itu” boy
menunjukkan arah pohon kelapa yang berdiri tegak paling tinggi
Sheryl sebenarnya bingung mengapa ada
1 pohon kelapa yang menjulang tinggi sendirian. Keberadaannya seperti seekor
kawanan rusa yang kehilangan rombongannya. Aneh sekali.
taman itu begitu sepi. Tidak ada satu
orang pun berlalu-lalang. Seperti sudah di takdirkan saat itu taman hanya untuk
Sheryl dan Boy saja.
mereka duduk di bawah pohon kelapa
itu, bersandar pada batangnya. Keduanya memandangi langit untuk beberapa saat.
Di langit, awan bergerak dengan perlahan dari timur ke barat. Tiba-tiba Sheryl
menyadari, tangan boy menggenggam tangannya. tangan yang halus dan penuh
kehangatan
genggaman tangan Boy semakin erat.
Keduanya membisu, tanpa bertukar kata saling memegang tangan di bawah pohon
kelapa yang menjulang itu.
“sher gue boleh ngomong
sesuatu ga ke elo ?” ucap boy memecah keheningan diantara mereka berdua
“ngomong
apa ?”
“sebenarnya
gue itu dari dulu sering merhatiin lo…” Boy menatap mata Sheryl lebih dalam.
Dan sekarang ia memegang kedua tangan Sheryl. Kini mereka saling berhadapan. Itu
membuat Sheryl menjadi gugup. Jantungnya kini berdegup tidak karuan. Dia mulai
tau kemana arah pembicaraan Boy.
“setiap
deket lo jantung gue pasti berdetak kencang”
“sher,
lo mau ga….? Boy terlihat gugup, bibirnya meriak, mencoba mencari kata-kata
yang tepat untuk dikeluarkan.
sheryl yang sudah mengetahui arah pembicaraannya kemana, langsung membatin, Ayo boy katakan saja, katakan!
“Lo mau ga jadi…”
Sebelum Boy mengatakan maksudnya, tiba-tiba
sebuah kelapa jatuh dari pohonnya. Sheryl sempat menengok sebentar, namun jarak
yang sudah dekat dan kecepatan kelapa itu tidak memungkinkan Sheryl untuk
menghindar. Kelapa itu pun mengenai kepala Sheryl.
Taman, pohon kelapa, langit yang
cerah dan bahkan Boy seketika hilang dari pandangan. Sejenak pandangannya hanya
putih di setiap sudut. Pemandangannya Sheryl semua berubah, kini hanya terlihat
papan tulis, meja belajar, dan teman-teman yang memandang ke arahnya.
“Cieee si putri tidur
udah bangun” ucap salah seorang teman Sheryl
Sheryl memegangi kepalanya yang masih
terasa sakit. Dia menemukan penghapus papan tulis yang ada di mejanya. Hantaman
kelapa tadi ternyata adalah sebuah penghapus papan tulis yang dilemparkan oleh
guru sejarah.
“sudah puas tidurnya,
Sheryl ?” ucap sang guru
Ah sial, ternyata itu semua hanya mimpi. tapi bukankah semua yang kita impikan itu berasal dari mimpi. Sheryl tersenyum.
0 Komentar